Nanti 2025 (ditargetkan) sudah 50:50, yang lewat ke Batam dan Manado sehingga secara nasional kita cukup kuat kalau terjadi apa-apa di arah barat, kita punya jalur di arah timur. Jadi internet tidak terganggu
PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk melalui anak usahanya PT Telekomunikasi Indonesia Internasional (Telin) menargetkan bisa menyeimbangkan lalu lintas internet timur dan barat dengan diluncurkannya gateway internasional Manado.
Rencananya peluncuran gateway internasional kedua di Indonesia itu akan digelar pada Rabu (20/7) mendatang.
"Untuk mendukung Manado jadi second gateway, kami punya target paling tidak tahun ini minimal 10 persen traffic (lalu lintas) internet Indonesia pada saat launching itu sudah lewat Manado," kata CEO Telin Budi Satria Dharma Purba dalam acara temu media di Jakarta, Senin.
Budi menjelaskan saat ini 97 persen lalu lintas internet Indonesia mengarah ke wilayah barat yaitu Batam dan Singapura. Batam menjadi gateway internet Indonesia untuk kemudian disambungkan ke gateway internasional di Singapura.
Sementara sisa lalu lintas internet Indonesia sekitar 3 persen mengalir langsung ke AS dengan rute kabel laut Indonesia Global Gateway (IGG) SEA-US yang diinisiasi Telin.
Budi berharap adanya gateway baru di Manado akan dapat mendukung ketahanan konektivitas digital Indonesia. Pasalnya, wilayah barat memiliki risiko tinggi untuk sistem kabel laut karena potensi bencana alam dan tingginya aktivitas perkapalan.
"Nanti 2025 (ditargetkan) sudah 50:50, yang lewat ke Batam dan Manado sehingga secara nasional kita cukup kuat kalau terjadi apa-apa di arah barat, kita punya jalur di arah timur. Jadi internet tidak terganggu," imbuhnya.
Budi mengakui ada sejumlah tantangan yang dihadapi untuk mewujudkan gateway Manado sebagai gerbang internasional kabel laut. Salah satunya, yaitu perlu adanya tambahan infrastruktur kabel laut tambahan selain IGG SEA-US yang sudah terbangun.
Telin pun sudah bergabung dengan konsorsium Bifrost bersama Meta/Facebook dan Keppel untuk membangun Sistem Komunikasi Kabel Laut (SKKL) dengan rute Jakarta, Singapura, Balikpapan, Manado, Davao, Guam, hingga California (AS).
Telin juga tengah menginisiasi satu proyek kabel laut lainnya yang menghubungkan Manado langsung ke Singapura, Filipina dan Malaysia.
"Harapan kami minimal ada tiga kabel internasional yang akan landing di Manado supaya dia bisa jadi gateway. Proyek Bifrost ditargetkan ready kuartal II 2024. Untuk kabel Manado Singapura juga ditargetkan di akhir 2024 bisa selesai," katanya.
Kendati tidak mengungkapkan nilai investasi yang dikeluarkan perusahaan untuk proyek-proyek tersebut, Budi mengatakan pihaknya telah mengantongi cukup pendanaan dari internal dan pinjaman.
Ia menambahkan, gateway Manado punya potensi besar untuk berkembang karena situasi geopolitik yang menghindari rute melewati Laut China Selatan.
"Memang tidak tertulis tapi disarankan provider bangun di kawasan kita," katanya.
Gateway Manado juga diharapkan bisa mendukung kecepatan dan harga internet di wilayah timur agar bisa setara dengan wilayah barat.
Baca juga: Telkom: "gateway" Manado dukung ekonomi digital wilayah timur
Baca juga: Jangkau Timur Tengah, anak usaha Telkom buka kantor cabang di Dubai
Baca juga: Telkom dukung pembangunan berkelanjutan melalui kota pintar
Pewarta: Ade irma Junida
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2022