"Memang butuh koordinasi secara luas. Koordinasi bagaimana ini diputuskan secara holistik," kata dia usai menghadiri agenda Penyerahan Kepres No. 65/P Tahun 2022 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Pengganti Antarwaktu Anggota Dewan Pengawas BPJS Kesehatan di Gedung Kemenko PMK Jakarta, Senin.
Dia mengatakan saat ini ada sedikit peningkatan kasus COVID-19 di Indonesia, salah satunya di DKI Jakarta. Peningkatan kasus dalam beberapa hari terakhir lantaran diiringi dengan pelacakan kasus dan testing yang lebih masif di masyarakat.
"Dari segi peningkatan kasus memang sedikit naik, tapi kita ingat peningkatan kasus naik itu testingnya sedikit. Kalau testing banyak juga ketemu," katanya.
Baca juga: Epidemiolog: Wajib 'booster' untuk PTM demi tingkatkan capaian
Dante mengatakan kasus COVID-19 yang ditemukan di masyarakat umumnya subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 yang memiliki gejala ringan dan angka keterisian rumah sakit (BOR) yang sedikit, sehingga masyarakat tak perlu khawatir.
"Ini gejala juga mild (ringan), untuk gejala mild ini tak terlalu banyak khawatir dan angka rumah sakit juga sedikit dan tak terlalu banyak khawatir, dibandingkan dengan kasus Delta," katanya.
Tren harian laju COVID-19 di Indonesia mulai menunjukkan penurunan sejak Sabtu (16/7) yang mencapai 4.329 pasien terkonfirmasi COVID-19. Jumlah itu menurun pada Ahad (17/7) menjadi 3.540 pasien terkonfirmasi positif dan hari ini kembali turun ke angka 3.393 kasus konfirmasi positif.
Sebelumnya, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan situasi pandemi COVID-19 di Indonesia berdasarkan transmission indicated Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), masih relatif lebih baik dari negara lain.
"Standar WHO itu levelnya per hari 7.800 kasus. Jadi selama masih di bawah itu, standar WHO-nya masih di level 1," katanya.
Baca juga: Anggota DPRD minta DKI tinjau lagi PTM 100 persen
Baca juga: IDAI: Wajib vaksinasi lengkap dan "booster" sebelum PTM
Pewarta: Andi Firdaus
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2022