• Beranda
  • Berita
  • Reisa: Kepulangan jamaah tak jadi alasan turunkan keketatan prokes

Reisa: Kepulangan jamaah tak jadi alasan turunkan keketatan prokes

18 Juli 2022 19:03 WIB
Reisa: Kepulangan jamaah tak jadi alasan turunkan keketatan prokes
Tangkapan layar Juru Bicara Pemerintah untuk COVID-19 Reisa Broto Asmoro dalam Siaran Sehat Dokter Reisa yang diikuti secara daring di Jakarta, Senin (18/7/2022). ANTARA/Hreeloita Dharma Shanti

jangan sampai ketika justru kembali ke Tanah Air justru kecolongan

Juru Bicara Pemerintah untuk COVID-19 Reisa Broto Asmoro menyatakan euforia kepulangan jamaah haji dari Arab Saudi tidak bisa dijadikan sebagai alasan untuk setiap keluarga menurunkan keketatan disiplin protokol kesehatan (prokes).

“Euforia kedatangan para jamaah haji ini akan melonjak karena telah mendapatkan gelar Haji-Hajjah, ingin bersilaturahmi dengan anggota keluarga. Tapi melanjutkan protokol kesehatan yang sudah dilakukan selama naik haji kemarin itu harus terus (dijaga),” kata Reisa dalam Siaran Sehat Dokter Reisa yang diikuti secara daring di Jakarta, Senin.

Reisa menuturkan protokol kesehatan yang setidaknya mengandung 3M seperti memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak harus tetap diterapkan oleh para jamaah maupun keluarga yang menyambut kepulangan di Tanah Air.

Sebab, jamaah haji kembali dalam kondisi yang baru saja mengikuti rangkaian panjang kegiatan ibadah haji, bersamaan dengan warga negara lain di saat pandemi COVID-19 masih melanda seluruh dunia.

“Di tengah-tengah lonjakan kasus COVID-19 ini, memang protokol kesehatan menjadi kuncinya. Sayang sekali kalau sudah berjaga-jaga ketika berangkat, kemudian di Tanah Suci juga, jangan sampai ketika justru kembali ke Tanah Air justru kecolongan,” ucap Reisa.

Baca juga: Bandara AP II siap sambut kepulangan jamaah haji mulai malam ini
Baca juga: Menko PMK dan Menhub sambut kepulangan Jemaah Haji di Bandara Soetta

Reisa menyarankan kepada para jamaah untuk melakukan karantina mandiri terlebih dahulu setidaknya tujuh hari, agar menekan potensi penularan COVID-19 pada anggota keluarga lainnya. Pastikan pula kartu kewaspadaan selama 21 hari sejak kepulangan diisi dan dipantau dengan baik.

Disarankan para anggota keluarga juga tidak saling mencium pipi kanan maupun kiri, tidak berpelukan ataupun mencium tangan terlebih dahulu. Saat makan bersama, usahakan pula menggunakan peralatan makannya masing-masing.

Bila setelahnya, para jamaah merasakan gejala flu seperti batuk, pilek hingga demam, Reisa meminta untuk segera melakukan pemeriksaan kesehatan termasuk tetap berdiam diri di rumah dan menghindari aktivitas di luar rumah.

“Kita harus bersyukur bahwa penyelenggaraan haji tahun ini, bisa berlangsung di tengah-tengah pandemi. Alhamdulillah, Indonesia juga mampu untuk memberangkatkan jamaah dengan adaptasi kebiasaan baru,” kata dia.

Reisa turut menekankan bagi anggota keluarga yang belum mendapatkan dosis booster dari vaksin COVID-19, untuk segera pergi ke fasilitas kesehatan terdekat agar berbagai aktivitas yang dijalankan dapat lebih nyaman.

“Jangan dianggap sulit, kesehatan juga penting sekali. (Ini penting) untuk diterapkan dan kuncinya sebenarnya itu (protokol kesehatan) supaya tetap sehat. Itu tidak rumit,” kata Reisa yang juga menjabat sebagai Duta Adaptasi Kebiasaan Baru itu.

Baca juga: Sebelum dijemput keluarga, jamaah haji divaksin penguat dulu
Baca juga: Menag minta petugas siaga di pemondokan sambut jamaah haji

Baca juga: Pemerintah siapkan skrining kesehatan sambut kepulangan jamaah haji

 

 

Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2022