• Beranda
  • Berita
  • BMKG deteksi 14 titik panas di wilayah Aceh, waspada karhutla

BMKG deteksi 14 titik panas di wilayah Aceh, waspada karhutla

18 Juli 2022 19:52 WIB
BMKG deteksi 14 titik panas di wilayah Aceh, waspada karhutla
Ilustrasi b- Personel Polisi Hutan memotret suasana kebakaran lahan gambut di Desa Kuta Padang, Kecamatan Bubon, Aceh Barat, Aceh, Jumat (12/7/2019). ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas/nz

masyarakat membuka lahan sering membakar sebagai jalan keluar yang lebih praktis

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mendeteksi 14 titik panas di wilayah Aceh yang berpotensi terjadi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di tengah musim kemarau yang masih melanda Tanah Rencong.

“Hari ini kami mendeteksi 14 titik panas di wilayah Aceh, maka kita mengimbau masyarakat untuk waspada potensi kebakaran lahan,” kata Koordinator Data dan Informasi BMKG Kelas I Sultan Iskandar Muda Aceh Besar Zakaria Ahmad di Banda Aceh, Senin.

Zakaria menjelaskan saat ini Aceh memang masih dalam kondisi musim kemarau basah. Meski masih terdapat curah hujan, namun kondisi cuaca lebih dominan pada suhu panas serta kemunculan titik panas.

Sebanyak 14 titik panas itu terdeteksi di Kabupaten Aceh Selatan tujuh titik dengan tingkat kepercayaan sedang, dari hasil pantauan sensor Satelit Terra, Aqua, dan Suomi NPP.

Kemudian, empat titik di Aceh Singkil, dua titik di Kota Subulussalam dan satu titik di Gayo Lues.

Baca juga: Satu hektare lahan di Pidie Jaya terbakar di tengah kemarau basah
Baca juga: Lima hektare lahan di Aceh terbakar di tengah musim kemarau

Sebelumnya, pada Minggu (17/7) kemarin, BMKG juga mendeteksi delapan titik panas di wilayah Aceh dengan tingkat kepercayaan sedang. Meliputi empat titik di Kabupaten Aceh Singkil, empat titik di Aceh Selatan.

Oleh sebab itu, Zakaria meminta agar masyarakat tidak membuka lahan dengan cara membakar. Karena dengan kemunculan titik panas, maka hutan dan lahan akan mudah terbakar ketika ada sumber api.

"Masyarakat kita masih belum begitu sadar terhadap bahaya kebakaran hutan, karena masyarakat membuka lahan sering membakar sebagai jalan keluar yang lebih praktis,” kata Zakaria.

Hal ini juga bisa diperparah dengan kondisi Aceh sedang musim angin barat, yaitu kecepatan angin yang sudah pada kategori tinggi, antara 20-60 kilometer per jam.

“Angin barat ini bertahan sampai akhir Agustus atau awal September,” kata Zakaria.

Baca juga: BPBD: 3 hektare lahan gambut terbakar di Nagan Raya Aceh sudah padam
Baca juga: Luas karhutla di Nagan Raya mencapai 23 hektare

Disamping itu, BMKG juga mengingatkan warga potensi gelombang laut tinggi dalam beberapa hari ke depan di wilayah Aceh.

Kata dia, untuk perairan Utara Sabang, perairan Barat Aceh, Selat Malaka bagian Utara dan Samudera Hindia Barat Aceh, potensi gelombang laut mencapai 3 meter atau lebih.

Selanjutnya, perairan Sabang-Banda Aceh, perairan Lhokseumawe dan perairan Meulaboh-Kepulauan Sinabang dengan potensi ketinggian gelombang laut antara 0.50 - 2.25 meter.

Baca juga: Kabupaten OKU Timur Sumsel tetapkan status siaga karhutla

Pewarta: Khalis Surry
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2022