• Beranda
  • Berita
  • Pertamina tawarkan peluang investasi transisi energi bagi negara G20

Pertamina tawarkan peluang investasi transisi energi bagi negara G20

18 Juli 2022 22:42 WIB
Pertamina tawarkan peluang investasi transisi energi bagi negara G20
Direktur Utama PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) Ahmad Yuniarto dalam acara G20 Sustainable Finance For Climate Action di Nusa Dua, Bali, pekan lalu. ANTARA/HO-PGE.
PT Pertamina (Persero) melalui anak usahanya Pertamina Geothermal Energy (PGE) menawarkan peluang investasi transisi energi bagi negara-negara ekonomi besar yang tergabung dalam Kelompok Dua Puluh atau G20.

Direktur Utama PT Pertamina Geothermal Energy (PGE)  Ahmad Yuniarto mengatakan perusahaannya memiliki peta jalan pengembangan kapasitas terpasang di wilayah kerja panas bumi PGE hingga lima tahun ke depan. Hal ini untuk mempersiapkan panas bumi sebagai base load energi baru terbarukan di Indonesia.

"Kami mengundang negara anggota G20 untuk bekerjasama dalam pengembangan energi panas bumi di Indonesia sebagai salah satu solusi dalam menghadapi isu-isu besar, seperti pemanasan global dan dekarbonisasi menuju net zero emission pada tahun 2060,” ujarnya dalam keterangan di Jakarta, Senin.

PGE berkomitmen mendukung percepatan transisi energi berkelanjutan sebagai salah satu isu prioritas Presidensi G20 Indonesia.

Baca juga: PGE inisiasi teknologi binary dukung energi berkelanjutan G20

Perseroan menginisiasi proyek percontohan peningkatan kapasitas terpasang panas bumi melalui penerapan teknologi binary dengan membangun Binary Unit di Lahendong, Kota Tomohon, Sulawesi Utara untuk menghasilkan potensi tambahan kapasitas listrik hingga 25 megawatt.

Ahmad menyebutkan ada tiga area kemitraan yang bisa dilakukan dalam proyek gas bumi, yakni co-generation, co-production, dan co-development. Pembangkitan bersama bisa dilakukan melalui optimalisasi uap air panas untuk melahirkan listrik ramah lingkungan.

Selain itu, ada empat bidang yang bisa dikerjakan bersama-sama atau co-production, yaitu pemanfaatan karbon dioksida untuk bahan bakar alternatif; ekstraksi nano material dengan pemanfaatan kandungan berharga di fluida panas bumi; hidrogen hijau sebagai bahan bakar masa depan yang ramah lingkungan; dan metanol hijau.

Pengembangan bersama atau co-development bisa dilakukan untuk membangun geo-eco tourism, dan geo-agro industry.

“Pada prinsipnya, operasi PGE harus efisien, termasuk dalam memanfaatkan waste,” kata Ahmad.

Pemerintah Indonesia akan memanfaatkan secara optimal cadangan panas bumi yang melimpah agar bisa menghasilkan energi. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat saat ini Indonesia memiliki cadangan panas bumi sebesar 23,7 gigawatt.

Dalam menjalankan bisnis, lanjut Ahmad, PGE berkomitmen untuk mengembangkan panas bumi dan memastikan implementasi Environment, Social, and Governance (ESG) menjadi bagian terintegrasi dari bisnis panas bumi PGE.

"Penerapan aspek-aspek ESG merupakan upaya dalam memberikan nilai tambah serta dukungan perseroan pada program pemerintah terkait pemanfaatan energi baru terbarukan yang ramah lingkungan khususnya panas bumi," pungkasnya.

Baca juga: Program TJSL Pertamina Geothermal Energy raih penghargaan Bisra
Baca juga: Pertamina Geothermal Energi raih "Best of The Best" APQ Award 2022

Pewarta: Sugiharto Purnama
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2022