"Pada 2022 ini kita dapat dana dari APBN (untuk merehabilitasi) 11.000 hektare (kawasan mangrove), proses tahun ini kita lakukan. Tahun depan mungkin lebih banyak lagi," kata Satyawan di Kantor BRGM di Jakarta, Selasa.
Ia mengatakan bahwa penanaman bibit mangrove di lahan seluas 11.000 hektare yang menjadi sasaran program rehabilitasi akan dilakukan sesuai dengan musim buah mangrove di setiap kawasan.
"Mungkin nanti bulan Agustus, September, Oktober, kita sudah mulai melakukan penanaman mangrove yang 11.000 hektare itu," katanya.
BRGM selama tahun 2021 melakukan rehabilitasi mangrove di lahan seluas 34.911,72 hektare, melampaui target area rehabilitasi mangrove seluas 33.000 hektare yang ditetapkan tahun lalu.
BRGM ditargetkan merehabilitasi 600.000 hektare kawasan mangrove di Provinsi Sumatera Utara, Bangka Belitung, Kepulauan Riau, Riau, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Papua, dan Papua Barat sampai tahun 2024.
Satyawan mengemukakan bahwa kendala yang dihadapi dalam upaya rehabilitasi kawasan mangrove antara lain penyiapan lahan yang membutuhkan waktu dan keterbatasan dukungan pendanaan.
Menurut dia, dana yang dibutuhkan untuk merehabilitasi satu hektare kawasan mangrove sekitar Rp20 juta sampai Rp25 juta.
BRGM membutuhkan dukungan pendanaan dari skema kerja sama internasional, kerja sama dengan perusahaan swasta, dan kerja sama dengan pemegang izin pinjam pakai kawasan hutan untuk menambah dana rehabilitasi kawasan mangrove yang disediakan oleh pemerintah dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.
Baca juga:
KSP: Pendanaan jadi salah satu tantangan rehabilitasi mangrove
BRGM: Edukasi masyarakat kunci rehabilitasi mangrove berkelanjutan
Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2022