Bahasa dan budaya Kaltim salah satunya Suku Paser bisa menjadi jati diri ibu kota negara Indonesia baru.
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Daerah Pemilihan Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) Hetifah Sjaifudian berharap budaya Kaltim menjadi jati diri Ibu Kota Negara atau IKN Indonesia baru bernama Nusantara.
"Bahasa dan budaya Kaltim salah satunya Suku Paser bisa menjadi jati diri ibu kota negara Indonesia baru," ujar Wakil Ketua Komisi X DPR RI tersebut, di Penajam, Rabu.
Ia mengingatkan keberadaan IKN Nusantara pada sebagian wilayah Kabupaten Penajam Paser Utara dan sebagian Kabupaten Kutai Kartanegara dengan konsep modern, jangan mematikan adat dan budaya di Kalimantan Timur salah satunya Suku Paser.
Pemerintah pusat, pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten diminta untuk memperhatikan keberlangsungan bahasa dan budaya Suku Paser di IKN Nusantara.
Bahasa dan budaya Suku Paser harus terus dilestarikan, agar tidak hilang dengan pindahnya ibu kota negara Indonesia dari Jakarta ke wilayah Kalimantan Timur.
"Jangan sampai jati diri Suku Paser hilang, karena banyak yang tidak tahu bahasa Paser setelah IKN pindah," ujarnya pula.
Pembangunan infrastruktur IKN Nusantara, kata dia lagi, harus diiringi dengan pembangunan kualitas SDM (sumber daya manusia).
Pembangunan SDM butuh waktu yang cukup lama, tidak seperti pembangunan infrastruktur dan teknologi hanya butuh waktu dua tahun rampung.
Wisata dan ekonomi kreatif di Kabupaten Penajam Paser Utara, kata dia pula, juga harus dikembangkan menyongsong pemindahan ibu kota negara Indonesia tersebut.
Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara harus merumuskan potensi pariwisata dan ekonomi kreatif yang bakal dikembangkan di daerah berjuluk "Benuo Taka" itu.
Potensi pariwisata dan ekonomi kreatif di Kabupaten Penajam Paser Utara yang memilik daya jual, menurut Hetifah Sjaifudian, harus diidentifikasi agar dapat dikembangkan.
Baca juga: Adat Dayak Paser berharap IKN tidak matikan adat dan budaya di KaltimBaca juga: BRIN: Pembinaan IKN perlu perhatikan sosial budaya ekonomi Kaltim
Pewarta: Novi Abdi/Bagus Purwa
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2022