"Perempuan memiliki potensi luar biasa dalam ekonomi dan kewirausahaan, apalagi dengan jumlah penduduk perempuan dan juga anak yang mengisi dua per tiga penduduk di Indonesia. Artinya, memberdayakan perempuan menjadi hal yang sangat penting agar dapat mencapai potensi optimalnya," ujar Menteri PPPA dalam keterangan di Jakarta, Kamis.
Upaya serius untuk memberdayakan perempuan Indonesia secara ekonomi dan kewirausahaan diharapkan dapat mengurai isu ketimpangan gender yang tinggi di Indonesia.
Menurut dia, perempuan masih dihadapkan pada pola diskriminasi dan ketidakadilan di berbagai macam sektor pembangunan nasional.
Hal tersebut dapat dilihat dari Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang mengukur kualitas hidup manusia dari tiga aspek penting, yaitu kesehatan, pendidikan dan ekonomi, Indeks Pembangunan Gender (IPG) yang membandingkan IPM perempuan dan laki-laki, serta Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) yang mengukur peran aktif perempuan, terutama dalam bidang politik, pengambilan keputusan serta ekonomi.
Dia menjelaskan dengan rendahnya peringkat Indonesia dalam ketiga indeks tersebut, mencerminkan potret buruk ketimpangan gender di Indonesia.
Ketimpangan gender tersebut, kata dia, terjadi karena adanya konstruksi sosial dan stereotype yang muncul akibat mengakarnya budaya patriarki yang membuat perempuan memiliki beban ganda.
"Hal ini menjadi tugas bersama untuk menyelesaikan paradigma tersebut yang dimulai dari peran dan partisipasi perempuan itu sendiri, tokoh masyarakat dan juga tokoh agama," kata Menteri PPPA.
Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2022