"Fenomena langka itu telah mencuri perhatian sejumlah wisatawan dan mereka sengaja menunggu fenomena tersebut terjadi dan mengabadikannya melalui foto atau video," kata Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Lumajang Yuli Harismawati di kabupaten setempat, Rabu.
Suhu udara dingin yang mendekati 0 derajat Celcius yang terjadi di kawasan Desa Ranupani, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang menyebabkan terjadinya fenomena frozen yang juga disebut embun upas.
"Fenomena tersebut terjadi hampir di setiap bulan Juli sampai September karena pada bulan tersebut suhu di kawasan Ranupani mendekati 0 derajat Celcius," tuturnya.
Menurutnya letak Ranunpai yang berada di ketinggian 2.300 meter di atas permukaan laut itu juga mempengaruhi fenomena alam tersebut, sehingga fenomena embun salju dapat dilihat di tanah datar, di sekitar Danau Ranupani maupun Ranu Regulo.
"Bahkan embun salju juga menutupi tanaman di sekitar, sehingga nampak seperti salju yang sedang menyelimuti pinggiran di Desa Ranupani yang berada di kaki Gunung Semeru," katanya.
Ia menjelaskan masyarakat yang akan melihat atau menikmati keindahan fenomena embun salju di Desa Ranupani dan sekitarnya bisa datang sebelum matahari terbit tepatnya pukul 05.00 WIB.
"Kalau ingin melihat tanaman tertutup embun salju tidak perlu jauh jauh ke New Zealand, wisatawan bisa datang ke Desa Ranupani di Kabupaten Lumajang," ujarnya.
Jalur pendakian ke Gunung Semeru masih ditutup karena gunung yang memiliki ketinggian 3.676 mdpl tersebut statusnya masih siaga atau level III sesuai dengan rekomendasi PVMBG.
Baca juga: Fenomena embun upas kembali muncul di Dieng
Baca juga: Embun upas di Gunung Bromo tingkatkan kunjungan wisatawan
Baca juga: Gunung Semeru masih alami beberapa kali letusan dan guguran
Pewarta: Zumrotun Solichah
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2022