• Beranda
  • Berita
  • Tiga dokter FK UB edukasi kesehatan mata lewat komik

Tiga dokter FK UB edukasi kesehatan mata lewat komik

27 Juli 2022 13:42 WIB
Tiga dokter FK UB edukasi kesehatan mata lewat komik
Salah satu tampilan komik karya tiga dokter FK UB untuk mengedukasi masyarakat tentang kesehatan mata (ANTARA/HO/Universitas Brawijaya/End)
Tiga orang dokter dari Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (FK UB) merilis komik bertajuk "Bunga dan Langit" untuk mengedukasi masyarakat terkait kesehatan mata, khususnya pada anak-anak.

Ketiga dokter pengarang komik berjudul "Bunga dan Langit si Dokter Cilik Vol2: Yuk Jaga Kesehatan Mata Kita dari Gadget" tersebut adalah Dr dr Dhelya Widasmara, SpDV, Dr dr Nanda Wahyu Anandita, Sp. M (K) dan dr Lely Retno Wulandari, Sp.M.

"Setiap tahun, dalam rangka Hari Anak Nasional, kami mengeluarkan satu komik sesuai dengan tema. Pada tahun ini menyesuaikan subtema Hari Anak, yaitu Anak Tangguh Pasca-Pandemi, saya memilih tema kesehatan mata," kata salah satu dokter pembuat komik tersebut, Dr dr Dhelya Widasmara di Malang, Jawa Timur, Rabu.

Mengambil tema kesehatan mata, tiga dosen ini mengenalkan penyakit akibat gawai, salah satunya Computer Vision Syndrome (CVS).

Apalagi, dua tahun terakhir anak-anak dan warga pada umumnya lebih sering menatap gadget. Setelah pandemi, yang perlu diupayakan adalah bagaimana kembali lagi berkegiatan di luar, kembali bermain layangan, misalnya. Orang tua juga perlu mencontohkan kepada anak, tentang bijak menggunakan gadget.

Selain tentang gejala CVS, komik Bunga dan Langit juga memberikan pemahaman terkait penggunaan kacamata dan panduan memelihara kesehatan mata.

Baca juga: Bekerja di depan layar selama dua jam pengaruhi kesehatan mata

Dokter Nanda dan Dokter Lely merupakan dokter subspesialis mata anak, sehingga lebih mudah menyampaikan tentang kesehatan mata anak.

"Beberapa alasan kami untuk membuat komik ini, antara lain banyaknya keluhan dan kekhawatiran dari orang tua yang saat ini semakin susah menghilangkan kebiasaan anak untuk screen time pada anaknya," kata Dhelya.

Padahal, lanjutnya, semua tahu bagaimana masalah yang akan muncul setelah pandemi terjadi dan kebiasaan anak-anak bermain dengan komputer, laptop, telepon seluler (ponsel), tablet, dan gadget lainnya.

Dalam jangka panjang, katanya, Computer Vision Syndrome (CVS) akan menyebabkan mata kabur, kurang fokus, dan juga membuat mata menjadi kering.

Melalui komik ini, baik Dhelya maupun Nanda dan Lely berharap dapat memberikan pemahaman kepada anak, khususnya siswa sekolah dasar, untuk memperhatikan dan menjaga kesehatan mata.

“Dalam komik ini, ada edukasi efek screen time yang terlalu panjang dan gejala CVS. Kami juga berupaya mengajak untuk tidak takut ke dokter spesialis. Karena, mata adalah jendela dunia dan aset anak di masa depan,” ucapnya.

Baca juga: Sakit kepala saat menatap layar komputer pertanda mata lelah

Pewarta: Endang Sukarelawati
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2022