Inovasi di sektor pertanian mendominasi peserta pada Teknologi Tepat Guna (TTG) 2022 yang digelar oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar) melalui Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Jawa Barat.
Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Jawa Barat Dicky Saromi, di Bandung, Rabu, mengatakan dari 19 inovasi dalam kategori inovasi teknologi tepat guna, sedikitnya terdapat enam alat/produk yang terkait pertanian yang saat ini telah dipamerkan kepada publik di Kabupaten Bandung.
"Beberapa diantaranya, yaitu Sistem Integrasi Pertanian Terpadu atau Madu 3 asal Kota Tasikmalaya. Lalu ada juga sistem pengontrol hidroponic berbasis internet (asal Kabupaten Bekasi), dan Pengusir Burung Mekanis Tenaga Surya (asal Kabupaten Karawang)," kata Dicky.
Sedangkan pada kategori lomba Teknologi Tepat Guna Unggulan, menurutnya terdapat enam alat/produk pertanian dari 15 yang diperlombakan.
Baca juga: Jakarta Timur raih juara Harapan 1 di ajang TTG tingkat nasional
Baca juga: Mendes PDTT: Teknologi berperan penting promosikan produk desa
Baca juga: Jakarta Timur raih juara Harapan 1 di ajang TTG tingkat nasional
Baca juga: Mendes PDTT: Teknologi berperan penting promosikan produk desa
Beberapa diantaranya adalah Mesin Perontok Padi Minimalis dan Portable asal Kabupaten Ciamis, dan Mesin Pencacah Limbah Kelapa asal Kota Cimahi. Dicky bersyukur dengan banyaknya inovasi pada sektor pertanian.
Hal ini pun sesuai dengan tema lomba Teknologi Tepat Guna 2022 tingkat provinsi ini yakni 'Teknologi Tepat Guna Kita Optimalkan untuk Mendukung Ketahanan Pangan dan Pemulihan Ekonomi Desa'.
Dia berharap dengan semakin banyaknya inovasi pada alat pertanian ini mampu meningkatkan produktivitas Jawa Barat yang saat ini menjadi salah satu lumbung pertanian nasional.
"Semoga ke depan produktivitas pertanian kita bisa lebih baik lagi, bisa semakin mandiri dengan bertambahnya produksi lokal," katanya.
Lebih lanjut Dicky mengatakan teknologi tepat guna merupakan jembatan antara teknologi tradisional dengan yang lebih moderen/mutakhir.
Sehingga, aspek sosio kultural yang berkembang dan mengakar serta aspek ekonomi menjadi dimensi yang patut diperhitungkan dalam merancang TTG ini.
"Secara teknis, Teknologi Tepat Guna dikaitkan dengan ketepatgunaan dan kesesuaian dengan kebutuhan masyarakat, mudah digunakan, menghasilkan nilai tambah ekonomi, dan berdampak positif terhadap lingkungan," katanya.
Oleh karena itu, TTG ini pun merupakan salah satu strategi dalam menghadapi persaingan global serta menjawab berbagai persoalan yang dihadapi masyarakat.
"Lomba ini juga diharapkan mampu mendorong tumbuh kembang ide-ide kreatif dan inovatif dari masyarakat untuk melahirkan berbagai teknologi tepat guna berbasis keunggulan dan potensi lokal," katanya.
Melalui lomba Teknologi Tepat Guna ini pun, pihaknya berharap seluruh peserta yang berjumlah 39 yang terdiri dari 19 peserta inovasi Teknologi Tepat Guna, 5 peserta lomba Posyantek Berprestasi, 15 peserta lomba Teknologi Tepat Guna Unggulan mampu mengoptimalkan kontribusi pemikiran, agar keberadaan kegiatan ini memberi manfaat signifikan khususnya untuk sektor terkait.
"Kesungguhan peserta dalam berinovasi ini harus ditindaklanjuti secara konsisten dalam berbagai kebijakan yang bermuara pada peningkatan kesejahteraan masyarakat," katanya.
Pemenang dari lomba TTG tingkat provinsi ini akan mewakili Jawa Barat di tingkat nasional. "Kami targetkan Jawa Barat sebagai juara nasional," katanya.*
Baca juga: Mendes PDTT sebut inovasi dan teknologi percepat kemajuan desa
Baca juga: Lampung raih juara umum Gelar Teknologi Tepat Guna Nasional XXII
Baca juga: Mendes PDTT sebut inovasi dan teknologi percepat kemajuan desa
Baca juga: Lampung raih juara umum Gelar Teknologi Tepat Guna Nasional XXII
Pewarta: Ajat Sudrajat
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2022