Science20 (S20), salah satu kelompok keterlibatan di G20, diharapkan dapat merekomendasikan kebijakan berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek).
"Saya sangat mengapresiasi kelompok keterlibatan S20 yang hadir yang mampu memberikan berbagai rekomendasi kebijakan berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi dalam rangka mendukung proses pemulihan global," kata Edi Prio Pambudi dalam S20 Pre-Summit Meeting hari kedua yang diikuti secara virtual di Jakarta, Kamis.
Edi yang juga Co-Sherpa dalam G20 mengatakan salah satu masalah utama global saat ini berkaitan dengan kesehatan, sehingga berbagai langkah strategis perlu dilakukan untuk dapat bersiap menghadapi berbagai kemungkinan yang akan terjadi di masa depan.
Menurut dia, ilmuwan perlu dilibatkan untuk merumuskan berbagai kajian guna mendukung proses pemulihan global dari pandemi COVID-19. Untuk itu, S20 diharapkan mampu menghasilkan kebijakan ketahanan sistem kesehatan global.
Baca juga: Ilmuwan: G20 dorong dunia lebih siap hadapi krisis dan pandemi
"Berdasarkan pertemuan Sherpa terakhir kami memahami lebih dari 80 persen anggota mengharapkan ketahanan sistem kesehatan dapat dilakukan, dan langkah antisipatif dalam menghadapi pandemi yang akan datang berdasarkan studi ilmiah," ujarnya.
Edi berharap S20 dapat menyusun konsolidasi komunike sebagai salah satu rekomendasi bagi para pemimpin G20 di Konferensi Tingkat Tinggi G20 di Bali pada September 2022.
Di lain sisi, ia menuturkan salah satu aksi pemulihan global dari pandemi COVID-19 melalui vaksinasi COVID-19 harus digemakan bersama sehingga negara-negara anggota G20 diharapkan dapat berkolaborasi kuat untuk mewujudkannya.
Baca juga: G20 perkuat adopsi kebijakan berbasis bukti dan dana krisis global
Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2022