• Beranda
  • Berita
  • Kemendes PDTT gandeng ITS susun master plan pembangunan desa wisata

Kemendes PDTT gandeng ITS susun master plan pembangunan desa wisata

29 Juli 2022 18:37 WIB
Kemendes PDTT gandeng ITS susun master plan pembangunan desa wisata
Mendes PDTT Abdul Halim Iskandar (kiri) saat mengunjungi Desa Wisata Waduk Tanjungan, Kemlagi, Mojokerto, Jawa Timur, Kamis (28/7/2022). (ANTARA/HO-Kemendes PDTT)
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) menggandeng Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya untuk menyusun master plan pembangunan desa wisata agar lebih terukur dan terarah.

"Pendampingan penyusunan master plan ini penting banget supaya pembangunan kita ini jelas dan lebih terarah," ujar Mendes PDTT Abdul Halim Iskandar dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Jumat.

Ia mengatakan, setelah master plan disusun dengan melibatkan warga desa baru dibicarakan rencana pembangunan secara bertahap dan prioritas.

Ia mengingatkan agar wisata jangan menjadi tujuan melainkan dampak dari penataan lingkungan dengan tujuan memperbaiki ekosistem lingkungan warga desa.

Baca juga: Kemendes PDTT: ASEAN bisa berkolaborasi kembangkan desa wisata

Adapun wisata adalah dampak dari penataan lingkungan yang membuat lingkungan jadi menarik perhatian wisatawan.

Ia mengatakan, kalau wisata menjadi tujuan yang terlintas dalam pikiran perangkat desa adalah pabrikan atau wisata yang dipaksakan dan umurnya tidak akan bertahan lama. Namun berbeda dengan wisata alam yang tidak akan lekang oleh waktu.

"Jangan merancang wisata tapi lakukan apa yang bermanfaat bagi alam, bagi lingkungan, bagi pengairan, bagi pertanian, bagi kehidupan warga masyarakat. Wisata itu dampak yang dihasilkan dari kondisi itu," tuturnya saat mengunjungi Desa Wisata Waduk Tanjungan, Kemlagi, Mojokerto, Jawa Timur.

Menurut dia, salah satu yang sudah sesuai dengan prinsip di atas adalah Wisata Waduk Tanjungan.

Mendes PDTT menyampaikan, konon pada 1981 Waduk Tanjungan dibangun oleh Departemen Kehutanan dengan maksud membantu warga desa yang sedang kesulitan air untuk menanam padi karena kekeringan.

Meski sudah berusia 40 tahun, lahan sekitar subur dan sekarang bisa jadi wisata karena pemandangannya yang indah dan sangat menarik.

"Padahal dulunya tujuan dibangun waktu bukan untuk dijadikan tempat wisata. Saat ini Waduk Tanjungan sudah murni dikelola oleh BUMDes," katanya.

Baca juga: Kader wisata didorong susun rencana pengembangan desa

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2022