"Ini baru dilakukan secara informal, pada prinsipnya IPB siap. Siap untuk membantu mengatasi masalah itu. Jadi, laboratorium kita saat ini sudah siap untuk uji diagnosis terhadap cacar monyet dan PMK," kata Arif.
Baca juga: Dua laboratorium siap lakukan penyelidikan epidemiologi cacar monyet
Baca juga: Dua laboratorium siap lakukan penyelidikan epidemiologi cacar monyet
Arif menyampaikan para peneliti bidang hewan dan penyakit hewan di IPB sudah cukup kompeten untuk bisa ikut serta memberi solusi penanganan penyakit cacar monyet.
Selain itu, SDM IPB juga telah memiliki laboratorium maupun konservasi monyet di Pulau Tinjil, sehingga sarana penelitian telah memadai.
IPB juga telah melakukan rapat-rapat informal bersama pemerintah, dalam hal ini Kementerian Kesehatan untuk melakukan penelitian solusi pencegahan dan penanganan penyakit cacar monyet yang sudah menjadi wabah di dunia.
Para peneliti Primata, kata Arif, telah teruji dan mahir memberi kontribusi juga terhadap vaksin-vaksin yang telah digunakan di Indonesia. "Saat ini kita baru lakukan rapat-rapat informal. IPB sudah dilibatkan dalam rapat-rapat informal ya, belum ada penunjukan langsung, tapi kita siap," ujar Arif.
"Ada dua laboratorium yang sudah siap, yakni di Laboratorium Penelitian Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sri Oemijati BKPK Kemenkes dan di Pusat Studi Satwa Primata IPB," kata Juru Bicara Kementerian Kesehatan Mohammad Syahril saat dimintai konfirmasi di Jakarta, Kamis.
Baca juga: Ahli: Penguatan surveilans penting guna cegah persebaran cacar monyet
Baca juga: Kemenkes waspadai importasi Monkeypox dari negara tetangga
Baca juga: Ahli: Penguatan surveilans penting guna cegah persebaran cacar monyet
Baca juga: Kemenkes waspadai importasi Monkeypox dari negara tetangga
Menurut dia, kedua fasilitas laboratorium tersebut sudah siap memeriksa sampel dari pasien yang diduga terserang cacar monyet guna mendeteksi penularan penyakit sejak dini.
Syahril mengatakan bahwa pemerintah akan menambah sepuluh laboratorium di daerah-daerah strategis guna mendukung upaya pelacakan kasus penularan penyakit tersebut secara masif.
Pewarta: Linna Susanti
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2022