"Tadi alhamdulilah sesi pertama dapat peringkat 1, namun sesi kedua dapat peringkat 3," kata Kholidin setelah menjalani pertandingan kelas kualifikasi recurve putra 70 meter di Lapangan Kota Barat Solo, Minggu.
Meski hasilnya masih cukup memuaskan, ia mengakui terjadi penurunan perfoma pada sesi dua sehingga peringkatnya turun dari 1 ke 3.
"Tadi ada sedikit angin, grip juga kurang saya tekan sedikit. Sama kurang kencang sedikit. Namun dari hasil dua sesi ini saya tetap masuk ke babak selanjutnya, besok eliminasi," katanya.
Ia mengatakan sejauh ini belum tahu siapa lawan yang akan dihadapinya pada pertandingan babak selanjutnya, Senin (1/8).
"Lihat urutannya dulu, biasanya dengan Thailand. Sejauh ini persiapannya sudah maksimal, minta doanya saja," katanya.
Baca juga: Babak kualifikasi cabang olahraga para panahan APG dimulai
Kholidin yang saat memanah mengandalkan gigi dan mulut sebagai pengganti tangan kanannya tersebut mengaku Thailand dan Singapura menjadi lawan terberat Indonesia.
"Mereka (para atlet) kan masuknya sudah Paralimpic, sudah Olimpiade. Jadi ajang-ajang seperti ini sudah terbiasa, kalau saya kan internasionalnya baru kedua kali ini. Pertama dulu di Ceko, saya duduk di peringkat tujuh sedunia, tahun 2021," katanya.
Sementara itu, Kholidin yang mulai aktif memanah sejak tahun 2016 tersebut saat ini sudah terbiasa menarik busur dengan menggunakan gigi dan mulut.
"Awal-awal sering berdarah. Bahkan sampai sekarang masih berdarah kalau pas kena bibir," katanya.
Meski demikian, ia tetap optimistis mampu menyumbangkan medali emas melalui cabang olahraga para panahan APG 2022 tersebut.
Baca juga: Dominasi Thailand tak surutkan semangat atlet panahan Indonesia di APG
Baca juga: Atlet panahan mulai latihan resmi di arena APG 2022
Pewarta: Aris Wasita
Editor: Irwan Suhirwandi
Copyright © ANTARA 2022