Dalam pertandingan di Solo Paragon Hotel, Jawa Tengah, Senin, Eneng Paridah mempersembahkan medali emas dari kelas 41kg putri setelah menjadi yang terbaik dengan angkatan 74 kg.
Dia mengalahkan wakil Laos Latsami Sipaseuth yang pulang dengan perak setelah angkatan terbaiknya 73 kg, sedangkan perunggu menjadi milik atlet Filipina Marydol Pamati-an dengan angkatan terbaik 70 kg.
"Tentunya saya bangga akhirnya bisa menyumbang emas untuk Indonesia berkat dukungan dan doa dari keluarga, teman-teman, dan seluruh masyarakat," kata Eneng.
Kemudian Indonesia juga meraih medali emas dari Ni Nengah Widiasih pada kelas 45kg setelah atlet asal Bali itu mencetak angkatan terbaik 97kg sekaligus mempertajam rekor ASEAN Para Games yang ditorehkan di Kuala Lumpur, Malaysia, pada 2017 dengan 96 kg.
Baca juga: Ni Nengah pecahkan rekor kelas 45kg ASEAN Para Games
Widiasih mengalahkan lifter Filipina Achelle Guion yang menjadi pesaing satu-satunya dengan 70 kg.
Rani Puji Astuti menjadi penyumbang emas berikutnya dari kelas 61kg putri setelah mengalahkan Nguyen Thi Thanh dari Vietnam pada 84kg dan atlet Thailand Somkhoun Anon yang mengangkat beban 83 kg.
Pada hari pertama cabang ini melombakan lima nomor para-powerlifting. Sisanya adalah kelas 50kg dan 55kg.
Berdasarkan laman resmi APG 2022, para-powerlifting Indonesia sementara menjadi peraih medali terbanyak, disusul Vietnam dengan dua emas dan dua perak, sedangkan Filipina urutan ketiga dengan satu perak, dua perunggu.
Thailand di bawahnya setelah pada hari pertama mengemas satu perak dan satu perunggu. Kemudian Laos dengan satu perak.
Baca juga: Perlakuan pemerintah kepada atlet difabel dicontoh negara lain
Pewarta: Muhammad Ramdan
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2022