• Beranda
  • Berita
  • Minyak sawit merah dianggap lebih sehat dibanding CPO

Minyak sawit merah dianggap lebih sehat dibanding CPO

4 Agustus 2022 18:45 WIB
Minyak sawit merah dianggap lebih sehat dibanding CPO
Sampel minyak makan merah di Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS), Medan, Sumatera Utara, Kamis (9/6/2022). ANTARA/HO-KemenkopUKM

Direktur Eksekutif Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia (GIMNI) Sahat Sinaga menyatakan kandungan fitonutrient yang terdapat di dalam Premium Palm Oil (PPO) atau minyak sawit merah membuat lebih sehat dibandingkan Crude Palm Oil (CPO).

Hal itu disebabkan karena minyak sawit merah mampu menambah jumlah sel otak bayi sehingga mampu mencegah stunting.

“Jadi PT Nusantara Green Energy (NGE) mulai menjaga kandungan fitonutrient untuk memberikan asupan vitamin alami bernutrisi tinggi ke masyarakat Indonesia,” ujar dia yang juga menjabat sebagai Direktur Utama PT NGE ketika ditanya ANTARA, di Jakarta, Kamis.

Sejak tahun 1922, Belanda memperkenalkan teknologi kepada Indonesia untuk mengolah sawit. Namun, teknologi itu hanya mementingkan lemak sawit atau tak tertarik mengolah kandungan fitonutrient yang terdapat di minyak sawit.

Teknologi tersebut menggunakan wet process dan refining process yang membuat kandungan fitonutrient harus dibuang, karena tujuan utama Belanda dalam menghasilkan lemak sawit untuk menggantikan lemak binatang di Eropa.

“Memasuki dekade 1980-an, Indonesia mulai menggunakan minyak sawit sebagai minyak goreng karena minyak kelapa yang bening itu sangat mahal. Karena itu, minyak sawit dibuat sebening mungkin supaya mirip minyak kelapa, namun efeknya adalah membuat fitonutrient mubazir (tak termanfaatkan),” ungkap dia.

Guna menghasilkan produk turunan minyak sawit yang sehat, pihaknya melalui PT NGE mengembangkan PPO atau minyak sawit merah di Batang Hari, Jambi, guna menghasilkan minyak sawit yang berkualitas.

Minyak sawit merah PT NGE disebut memiliki perbedaan kualitas/jenis dengan minyak sawit merah yang dipertontonkan Presiden Joko Widodo saat meninjau proses penelitian minyak makan/sawit merah di Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS), Kampung Baru, Medan, Kamis (7/7).

“Kami punya minyak yang akan bermerek dagang 'Navite' ini untuk suplemen makanan, penambah vitamin, dan bahan-bahan farmasi. Namun jadi minyak goreng juga boleh saja,” ucapnya.

PPO dikembangkan dengan Steamless Palm Oil Technology & Impurities Removal Unit (SPOT&IRU), yakni pengolahan buah sawit tanpa steam (dry process) supaya nutrisi tetap ada di dalam minyak sawit.

“Minyak sawit yang dihasilkan disebut PPO, bukan lagi CPO. PPO adalah minyak sawit yang diolah dari Tandan Buah Segar (TBS) dengan dry process, sedangkan CPO ialah minyak sawit yang diolah dari TBS dengan wet process,” kata Sahat.

Kandungan utama dalam PPO ialah karoten yang banyak kandungan vitamin A, tocopherols yang banyak mengandung vitamin E, dan squalene yang bermanfaat antara lain menjaga kesehatan kulit.

Baca juga: Presiden Jokowi tinjau penelitian minyak makan merah di Medan

Baca juga: Teten: Teknologi PPKS mudahkan pengolahan minyak makan merah

Pewarta: M Baqir Idrus Alatas
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2022