PT INTI raih sertifikasi CSIRT Cyber Security

4 Agustus 2022 21:08 WIB
PT INTI raih sertifikasi CSIRT Cyber Security
Ilustrasi - Seorang peretas sedang menggunakan perangkat komputer dan jaringan untuk melakukan serangan siber. ANTARA/Shutterstock/am.

Kami harap INTI-CSIRT dapat menjadi role model bagi CSIRT BUMN lainnya, sekaligus menjadi embrio positif dalam upaya penanganan insiden siber secara organisasi maupun nasional

PT Industri Telekomunikasi Indonesia (PT INTI) menjadi perusahaan pelat merah pertama yang meraih sertifikasi pembentukan computer security incident response team atau CSIRT dari Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN).

Direktur Bisnis INTI Teguh Adi Suryandono mengatakan sertifikasi itu menandai bahwa perseroan secara resmi memiliki dasar dan kapabilitas yang tersertifikasi untuk menangani berbagai insiden siber.

"Tidak hanya sekedar sertifikasi, tapi INTI-CSIRT ini nantinya bisa menjadi modal bagi perusahaan untuk pengembangan bisnis dan kerja sama strategis, terutama kaitannya dengan cyber security dan sektor industri lain yang memiliki potensi terjadinya insiden siber," kata Teguh dalam keterangan di Jakarta, Kamis.

Dalam implementasi tata kelola teknologi informasi yang baik, setiap organisasi wajib memperhitungkan potensi kerentanan atau celah terhadap keamanan informasi yang ada. Hal itulah yang menjadi urgensi pembentukan Tim Tanggap Insiden Keamanan Siber INTI atau INTI–CSIRT.

Selain itu, tata kelola teknologi informasi menjadi bagian yang harus dilakukan oleh sebuah perusahaan yang bergerak menuju bisnis digital, terutama untuk mencegah dan merespons potensi terjadinya insiden keamanan informasi di lingkungan grup PT INTI.

Aspek penting Sertifikasi Pembentukan Tim Tanggap Insiden Siber CSIRT tersebut dikaitkan dengan keamanan siber yang rentan, termasuk kejahatan penyalahgunaan data yang juga telah disinggung oleh Presiden Joko Widodo melalui pidato kenegaraan Sidang Bersama DPR dan MPR pada 2019.

INTI telah mengalami berbagai ancaman keamanan siber melalui berbagai instrusion attack yang diperkirakan mencapai 4.000 sampai 5.000 intrusion attack setiap bulan. Serangan itu berpotensi mengganggu jalannya proses bisnis perusahaan.

"Secara strategis, INTI-CSIRT merupakan penambahan aset yang sangat berharga, khususnya intangible asset sebagai modal dasar untuk berkiprah di industri digital," jelas Teguh.

Sebelum meraih sertifikasi pembentukan INTI-CSIRT tersebut, perseroan telah lama menekuni upaya untuk peningkatan kualitas keamanan siber perusahaan. Hal itu tercatat melalui berbagai penghargaan yang diperoleh INTI terkait tata kelola teknologi informasi, di antaranya Top IT Improvement dari Business News (2017); The Best IT Data Governance, The Best Data Security, dan The Best IT Data Infrastructure pada perhelatan Data GovAi Awards (2018).

Penghargaan atas tata kelola teknologi informasi dalam beberapa tahun terakhir tersebut pada akhirnya menjadi bekal bagi PT INTI (Persero) untuk meraih level maturitas penanganan insiden dari BSSN.

Direktur Keamanan Siber dan Sandi Industri BSSN Intan Rahayu mengapresiasi pencapaian INTI yang telah berhasil menjadi BUMN sektor industri pertama yang memperoleh CSIRT.

"Kami harap INTI-CSIRT dapat menjadi role model bagi CSIRT BUMN lainnya, sekaligus menjadi embrio positif dalam upaya penanganan insiden siber secara organisasi maupun nasional," ucap Intan.

Baca juga: PT INTI genjot penjualan e-KTP Reader, basmi pencurian identitas
Baca juga: PT INTI: UU Ciptaker buka peluang kerjasamai kampus dengan BUMN
Baca juga: KAI kerja sama dengan PT INTI untuk implementasi sistem kontrol online

Pewarta: Sugiharto Purnama
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2022