Negosiasi perjanjian perdagangan bebas (FTA) antara Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) dan Kanada akan segera dimulai.
“Sebagai ketua negosiator, Indonesia mengharapkan bahwa putaran pertama negosiasi ASEAN-Canada Free Trade Agreement dapat dilakukan pada akhir Agustus 2022,” kata Menteri Luar Negeri Retno Marsudi seperti dikutip dalam keterangan tertulis Kementerian Luar Negeri yang diterima di Jakarta, Kamis.
Pernyataan tersebut disampaikan Menlu Retno Marsudi dalam Pertemuan Menteri Luar Negeri ASEAN-Kanada yang berlangsung di Phnom Penh, Kamboja, pada Kamis.
Menlu Retno mengatakan bahwa FTA tersebut akan menjadi tonggak baru bagi kerja sama ASEAN-Kanada dan menunjukkan komitmen Kanada untuk meningkatkan kerja sama ekonomi dengan ASEAN.
Melalui FTA, diperkirakan akan terjadi peningkatan perdagangan kedua pihak hingga 7,8 miliar dolar AS (sekitar Rp116,4 triliun).
Baca juga: Kanada ingin perkuat hubungan dengan Indonesia dan ASEAN
Selain berbicara mengenai negosiasi FTA, Menlu Retno juga menyinggung mengenai pentingnya upaya untuk memperkuat ketahanan pangan di kawasan.
Kanada merupakan salah satu eksportir pangan besar ke kawasan ASEAN. Nilai impor pangan ASEAN mencapai 61 miliar dolar AS (sekira Rp910 triliun) setiap tahun.
Untuk itu, Retno berharap pasokan ekspor pangan dari Kanada tetap berjalan lancar.
Selain itu, menurut dia, kerja sama ketahanan pangan penting untuk diperkuat agar berlangsung dalam jangka panjang.
Selanjutnya, Rencana Aksi ASEAN-Kanada untuk periode 2021-2025 menjadi dasar yang kuat untuk meningkatkan produktivitas pertanian dan meningkatkan investasi di bidang teknologi dan infrastruktur pertanian.
Baca juga: Pasar bebas ASEAN-Kanada diyakini dapat pulihkan ekonomi pascapandemi
Baca juga: Pandemi tak halangi komitmen Kanada di ASEAN
Pewarta: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Yuni Arisandy Sinaga
Copyright © ANTARA 2022