Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi menekankan pentingnya Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) dan ketiga mitranya -- China, Jepang, dan Korea Selatan -- untuk memperkuat kerja sama untuk ketahanan pangan, energi, keuangan, pembangunan rantai pasokan yang kokoh.
Menlu Retno menjelaskan bahwa ASEAN Plus Three (APT) merupakan mekanisme untuk bertahan dan juga merupakan jaring pengaman (safety net) bagi masyarakat yang hidup di 13 negara, menurut keterangan tertulis Kementerian Luar Negeri RI yang diterima di Jakarta, Kamis.
Oleh karena itu, kata dia, penting bagi APT untuk meningkatkan koordinasi guna memperkuat upaya nasional dalam menghadapi krisis pangan, energi, dan keuangan.
“Kita perlu memperkuat Chiang Mai Initiative Multilateralization (CMIM) agar dapat secara lebih baik mengantisipasi krisis keuangan di kawasan ini,” ujar Retno dalam pertemuan tingkat menteri APT yang berlangsung di Phnom Penh, Kamboja, Kamis.
Chiang Mai Initiative adalah pengaturan pertukaran mata uang multilateral di antara sepuluh negara anggota ASEAN, China (termasuk Hong Kong), Jepang, dan Korea Selatan.
Baca juga: Menlu China kunjungi Kamboja, hadiri pertemuan dengan ASEAN
Menlu RI lebih lanjut menyampaikan pentingnya untuk merevitalisasi kerja sama ketahanan pangan APT Emergency Rice Reserve (APTERR), misalnya dengan cara menambah jenis komoditas seperti gandum, kedelai, dan jagung.
Menlu Retno juga menyoroti esensi dari kerja sama dalam memperkuat rantai pasok mengingat hal itu merupakan salah satu kunci bagi pemulihan ekonomi.
Beberapa hal yang penting untuk dikerjasamakan, menurut Retno, antara lain penguatan infrastruktur logistik dan diversifikasi basis pasokan.
Terakhir, Menlu Retno menyampaikan pentingnya dukungan APT bagi penguatan industri hilirisasi di negara-negara ASEAN.
Pertemuan yang berlangsung di Phnom Penh itu juga menyepakati Program Kerja ASEAN Plus Three untuk lima tahun ke depan.
Selain akan memperkuat mekanisme untuk ketahanan pangan dan stabilitas keuangan, APT juga akan memperkuat Kantor Penelitian Ekonomi Makronya (ASEAN+3 Macro Economy Research Office) untuk memantau berbagai kecenderungan ekonomi dan keuangan di kawasan, serta pembahasan mengenai Cadangan Pasokan Medis Esensial APT.
Baca juga: Jokowi sampaikan tiga fokus ASEAN+3 untuk perkuat ketahanan kesehatan
Baca juga: Kemenparekraf harap ASEAN Plus Three berkolaborasi lebih bermanfaat
Pewarta: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Yuni Arisandy Sinaga
Copyright © ANTARA 2022