Rupiah ditutup menguat 39 poin atau 0,26 persen ke posisi Rp14.894 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.933 per dolar AS.
Pengamat pasar uang Ariston Tjendra saat dihubungi di Jakarta, Jumat, mengatakan, penguatan rupiah didukung oleh rilis data pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II 2022 yang masih tumbuh di atas 5 persen.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekonomi Indonesia tumbuh sebesar 5,44 persen pada triwulan II-2022 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy), menandakan pemulihan ekonomi terus berlanjut dan semakin menguat.
Secara kumulatif, pertumbuhan ekonomi Indonesia semester I 2022 pun tercatat tumbuh 5,23 persen dibandingkan dengan paruh pertama tahun lalu.
Baca juga: BI: Cadangan devisa RI turun jadi 132,2 miliar dolar pada Juli 2022
"Selain itu, pelaku pasar masih belum melepaskan kemungkinan The Fed tidak akan lebih agresif menaikkan suku bunga acuannya di sisa tahun ini karena indikasi resesi AS. Ini mendukung pelemahan dolar AS," ujar Ariston.
Ariston menambahkan, data klaim tunjangan pengangguran mingguan AS semalam yang lebih buruk dari ekspektasi meningkatkan kemungkinan resesi di AS.
Departemen Tenaga Kerja AS mencatat klaim pengangguran awal AS, cara kasar untuk mengukur PHK, meningkat 6.000 klaim menjadi 260.000 klaim dalam pekan yang berakhir 30 Juli, mendekati level tertinggi sejak November.
Rupiah pada pagi hari dibuka menguat ke posisi Rp14.897 per dolar AS. Sepanjang hari rupiah bergerak di kisaran Rp14.892 per dolar AS hingga Rp14.915 per dolar AS.
Sementara itu, kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Jumat menguat ke posisi Rp14.904 per dolar AS dibandingkan posisi hari sebelumnya Rp14.929 per dolar AS.
Baca juga: Rupiah akhir pekan diperkirakan melemah, dibayangi ketegangan AS-China
Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2022