"Langkah ini merupakan bagian dari strategi untuk mengatasi risiko kekurangan pasokan semikonduktor dan memperkuat daya saing dalam mobilitas masa depan," kata seorang pejabat di industri, dikutip dari The Korea Times pada Minggu.
Dia menambahkan, produksi internal semikonduktor menjadi hal yang sangat penting di tengah transisi ke kendaraan listrik.
Baca juga: Hyundai ciptakan afiliasi baru di Amerika Serikat
Diketahui, semikonduktor telah menjadi penentu utama dalam daya saing mobil masa depan karena EV dan kendaraan otonom membutuhkan lebih dari 500 hingga 1.000 semikonduktor, tiga kali lipat dari jumlah yang digunakan mobil pembakaran internal.
Semikonduktor daya yang dikembangkan dan diproduksi oleh Hyundai Mobis, adalah salah satu komponen utama yang dapat memperluas jangkauan EV. Semikonduktor berperforma tinggi menjadi bagian penting dari penggerak otonom dan kecerdasan buatan (AI).
Sekitar akhir tahun 2020, Hyundai Mobis mengakuisisi divisi semikonduktor dari Hyundai Autron, afiliasi grup. Pada bulan Maret tahun lalu, perusahaan mengumumkan promosi internalisasi semikonduktor.
Sistem semikonduktor harus diproduksi secara langsung atau dikirim melalui pengecoran, dan Hyundai Mobis kemungkinan besar akan memilih produksi konsinyasi, karena dibutuhkan banyak uang dan waktu untuk membangun pabrik semikonduktor.
Saat ini, enam perusahaan termasuk Renesas dari Jepang, NXP dari Belanda, Infineon dari Jerman, Texas Instruments and Microchip dari AS, dan ST Microelectronics dari Swiss memasok 90 persen semikonduktor sistem otomotif dunia. Sementara perusahaan Korea hanya menguasai sekitar dua persen dari pasar.
Baca juga: Penjualan mobil global Korea Selatan "rebound" pada Juli
Baca juga: Hyundai sampaikan rencana ekspansi di Indonesia kepada Presiden Jokowi
Baca juga: Hyundai IONIQ 5 N performa tinggi akan meluncur pada 2023
Pewarta: Suci Nurhaliza
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2022