Duta Besar RI untuk Jepang Heri Akhmadi menaiki mobil terbuka untuk ikut Parade Budaya Indonesia yang dilakukan pada Festival Pelabuhan Kesennuma di kota Kesennuma Prefektur Miyagi pada Minggu (7/8).Selama puluhan tahun warga Indonesia selalu mengikuti matsuri ini.
Dubes Heri naik mobil terbuka untuk ikut Parade Budaya Indonesia Kesennuma Minato Matsuri atau Festival Pelabuhan Kesennuma, menurut KBRI Tokyo dalam keterangannya yang diterima di Jakarta, Senin.
Festival tersebut diselenggarakan setiap tahun pada musim panas sejak 1951 untuk merayakan wisata laut yang aman dan hasil tangkapan yang melimpah.
Mulai 2003 Kesennuma Minato Matsuri selalu dibuka dengan parade budaya Indonesia yang diikuti oleh diaspora dan para sahabat Indonesia-Jepang.
Dalam parade ini mereka menampilkan barong, ondel-ondel, ogoh-ogoh hingga tari Bali di atas kendaraan hias, kata KBRI Tokyo.
Dalam sambutannya Dubes Heri menekankan Kesennuma adalah simbol persahabatan rakyat Indonesia dan Jepang.
"Ketika Tsunami di Aceh banyak sekali bantuan dari rakyat Jepang. Tahun 2011 ketika Jepang Timur dilanda tsunami, Presiden RI datang ke Kesennuma. Presiden saat itu sampaikan bantuan kepada Kesennuma yang sekarang diingat dalam bentuk Balai Anak Persahabatan Yudhoyono di Kesennuma. Inilah salah satu wujud kerja sama masyarakat Indonesia dan Jepang," ujarnya.
Wali Kota Kesennuma Shigeru Sugawara dalam sambutannya mengapresiasi dukungan dan partisipasi KBRI Tokyo dalam kegiatan Kesennuma Minato Matsuri.
Menurut Sugawara, Kesennuma dapat menjadi wadah pertemuan bagi WNI di Jepang mengingat sudah ada fasilitas umum seperti restoran Indonesia dan tempat ibadah seperti mushala.
Wali Kota Sugawara juga bertekad menjadikan Kesennuma sebagai kota yang paling mengerti dan memahami bangsa dan budaya Indonesia.
Pada kesempatan itu, Dubes Heri dan Wali Kota Sugawara beserta sejumlah tamu kehormatan menggunting pita yang menandakan dibukanya secara resmi Kesennuma Minato Matsuri.
Dubes Heri pun berkesempatan naik mobil terbuka mengikuti parade seni budaya dari para pemuda Indonesia dan Jepang yang mengenakan berbagai busana Nusantara, di antaranya baju adat Bali, Madura dan Betawi.
Parade itu juga menampilkan kendaraan truk dengan dekorasi khas Bali dengan penari di atasnya.
Dubes Heri menegaskan kembali bahwa penyelenggaraan festival di Kesennuma merupakan cermin persahabatan warga Indonesia dan Jepang.
"Selama puluhan tahun warga Indonesia selalu mengikuti matsuri ini. Karena matsuri ini cermin persaudaraan persahabatan dari warga Indonesia dan Jepang. Warga Indonesia dan Jepang tidak hanya bersama dalam masa senang tetapi juga bersama di dalam bekerja dan saling membantu saat bencana sekarang maupun yang akan datang," katanya.
Kesennuma merupakan kota kecil di prefektur Miyagi. Kota pelabuhan itu hidup dari hasil laut.
Hingga akhir Juni 2022, sekitar 460 warga Indonesia dipekerjakan oleh kapal penangkap ikan tuna milik Pelabuhan Kesennuma, dan 100 orang di antaranya dipekerjakan oleh kapal penangkap ikan tuna darat.
Kota Kesennuma dibangun pada 1 Juni 1953. Pada 11 Maret 2011, Kesennuma pernah hancur setelah diterpa gelombang tsunami.
Baca juga: Dua tahun absen, Festival Tanabata di Jepang kembali digelar
Baca juga: Japan Dining Festival obati kerinduan liburan ke Jepang
Pewarta: Yuni Arisandy Sinaga
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2022