"Festival bunga ini juga diharapkan memberikan dampak bagi perekonomian, sosial dan lingkungan bagi masyarakat Tomohon," kata Staf Ahli Menteri Bidang Manajemen Krisis Kemenparekaf, Fajar Utomo di Tomohon, Senin.
Kemenparekraf juga memberikan apresiasi bagi Kota Tomohon yang sukses menggelar menggelar festival bunga meski berada di tengah situasi COVID-19.
"Tidak mudah mempertahankan komitmen melaksanakan kegiatan di tengah pandemi COVID-19, banyak tantangan dan diperlukan adaptasi dan kolaborasi seluruh elemen masyarakat dalam iven TIFF ini," ujarnya.
Baca juga: Pemkot Tomohon: Festival bunga tingkatkan ekonomi masyarakat
Baca juga: Lima negara sahabat ikut "Tomohon International Flower Festival"
Dia mengatakan pada tahun 2045, Indonesia diproyeksikan menjadi negara dengan perekonomian terbesar dengan bonus demografi, di mana sebesar 70 persen dari penduduk adalah usia produktif.
Generasi muda sebagai aset bangsa, menurut dia, berperan dalam memajukan perekonomian Indonesia sebagai penggerak ekonomi kreatif di era globalisasi.
"TIFF ini memberikan ruang bagi generasi muda untuk terus berkreasi dan menuangkan inovasi serta kreativitas dengan memberikan semangat idealisme dan nasionalisme mereka," katanya.
Kemenparekraf, menurut dia, memiliki langkah dalam pemulihan ekonomi nasional dengan melakukan inovasi, adaptasi serta kolaborasi dengan semangat 'Gerak Cepat' (Gercep), 'Geber' (bergerak bersama) serta 'Gaspol' (Garap semua potensi untuk ciptakan lapangan kerja).
'Tournament of Flower', agenda utama TIFF diikuti kendaraan hias dari beberapa negara sahabat, BUMN, perbankan, kementerian dan lembaga, serta sejumlah peserta lainnya.*
Baca juga: Festival bunga internasional angkat tema Tomohon Greets the World
Baca juga: Bincang-bincang bersama aktor "Gensan Punch" Shogen (bagian 2)
Pewarta: Karel Alexander Polakitan
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2022