Direktur Pasca-Sarjana Universitas YARSI Prof Tjandra Yoga Aditama mengemukakan adanya berbagai pendapat terkait perlindungan vaksin cacar (smallpox) untuk risiko infeksi cacar monyet atau monkeypox.apakah vaksin cacar yang sebelum tahun 1980-an diberikan ke manusia dapat melindungi terhadap cacar monyet
"Tentang apakah vaksin cacar yang sebelum tahun 1980-an diberikan ke manusia dapat melindungi terhadap cacar monyet sekarang ini?, maka disampaikan tiga pendapat," kata Tjandra melalui pernyataan tertulis yang diterima di Jakarta, Selasa.
Pendapat pertama yang dikemukakan sejumlah pakar bahwa virus monkeypox masih satu genus dengan penyebab smallpox.
"Ini dasar pendapat, bahwa vaksin yang puluhan tahun lalu diberikan untuk cacar, masih mungkin berperan untuk cacar monyet sekarang ini," katanya.
Baca juga: Kemenkes perluas jaringan laboratorium penelitian virus cacar monyet
Pendapat kedua dikemukakan oleh Penasihat Penyakit Menular Pemerintah Amerika Serikat Dr Anthony Fauci, bahwa lamanya proteksi vaksin cacar dapat berbeda dari orang ke orang.
"Sehingga tidak dapat menjamin sepenuhnya bahwa mereka yang dulu sudah divaksin cacar, akan terlindung pula terhadap cacar monyet saat ini," ujarnya.
Pendapat terakhir datang dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bahwa beberapa studi obsevasional menunjukkan vaksin cacar punya efektifitas 85 persen mencegah cacar monyet, kata Tjandra menambahkan.
Baca juga: Pakar: Perlu penguatan surveilans antisipasi cacar monyet
"Artinya, setidaknya masih ada 15 persen yang tidak terlindungi. Kalau populasi besar maka jumlah mutlaknya besar juga," katanya.
Tjandra yang juga Guru Besar Paru dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia itu mengutip pernyataan WHO bahwa mereka yang sudah pernah divaksin cacar dan kemudian masih tertular cacar monyet maka gejalanya akan lebih ringan.
Baca juga: Pemerintah terus pantau perkembangan penyakit cacar monyet
Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2022