Biden menandatangani "dokumen ratifikasi", yang merupakan tahap terakhir yang dilaksanakan AS untuk memberi dukungan bagi proses keanggotaan kedua negara itu di NATO.
"Ini adalah momen penting dan saya menaruh kepercayaan pada aliansi tersebut dan bagi keamanan serta stabilitas yang lebih luas, tidak hanya bagi Eropa dan Amerika Serikat melainkan juga dunia," ujarnya.
Senat AS pekan lalu melalui pemungutan suara mendukung perluasan keanggotaan NATO.
Para senator, baik dari Partai Demokrat maupun Partai Republik, sangat mendukung Swedia dan Finlandia untuk menjadi anggota NATO.
Mereka menggambarkan kedua negara Nordik itu sebagai sekutu-sekutu penting yang militernya sudah bekerja sama secara erat dengan NATO.
Hasil pemungutan suara di senat itu jauh berbeda dengan sikap AS di bawah pemerintahan mantan Presiden Donald Trump, yang berasal dari Partai Republik.
Trump lebih mengusung "America First" --kebijakan luar negeri yang mengutamakan kepentingan Amerika-- dan mengkritik sekutu-sekutu AS di NATO yang tidak mencapai target pembelanjaan pertahanan.
Swedia dan Finlandia mengajukan permohonan menjadi anggota NATO sebagai langkah dalam menyikapi invasi Rusia ke Ukraina pada 24 Februari.
Moskow telah berkali-kali memperingatkan kedua negara itu untuk tidak bergabung dengan aliansi militer tersebut.
Para anggota NATO, yang berjumlah 30 negara, pada Juli menandatangani protokol persetujuan yang memungkinkan Swedia dan Finlandia bergabung setelah seluruh anggota meratifikasi keputusan itu.
Ratifikasi bisa memakan waktu hingga satu tahun. Beberapa negara, termasuk Kanada, Jerman, dan Italia, sudah menyelesaikan langkah itu.
Sumber: Reuters
Baca juga: Turki setujui Swedia, Finlandia gabung NATO
Baca juga: NATO undang Swedia dan Finlandia untuk bergabung
Pewarta: Tia Mutiasari
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2022