Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan, sebanyak delapan kabupaten/kota di wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat berstatus siaga bencana kekeringan meteorologi dampak musim kemarau 2022.Mengantisipasi terjadinya potensi kekeringan
"Status siaga kekeringan Meteorologis terjadi di Kabupaten Lombok Timur, Lombok Tengah, Lombok Utara, Sumbawa, Sumbawa Barat, Bima, Dompu dan Kota Bima," kata Prakirawan BMKG Stasiun Klimatologi Nusa Tenggara Barat, Dewo Adi Sulistio W dalam keterangan tertulisnya di Praya, Kamis.
Untuk status siaga bencana kekeringan di Kabupaten Kabupaten Lombok Timur yaitu, Kecamatan Sambelia, Montong Gading, Masbagik, Jerowaru dan Sakra Barat. Kemudian di Kabupaten Lombok Tengah yaitu kecamatan Janapria dan Kabupaten Lombok Utara yaitu Kecamatan Pemenang.
Sedangkan untuk di Kabupaten Sumbawa yaitu Kecamatan Buer, Moyo Hilir, Lape, Moyo Hulu, Plampang, Lape, Moyo Utara, Moyo Hilir, Unter Iwes, Empang Dan Labangka. Selanjutnya di Kabupaten Sumbawa Barat yaitu Kecamatan Taliwang, Jereweh, Maluk dan Sekongkang. Kabupaten Dompu yaitu Kecamatan Dompu, Kempo, manggalewa, Pajo, Kilo.
"Sedangkan status siaga di Kabupaten Bima yaitu Kecamatan Sape, Lambu, Belo, Bolo, Lambitu, Madapangga Monta, Palibelo, Soromandi, Wawo dan Kabupaten Kota Bima yaitu Kecamatan Raba Dan Rasanae Timur," katanya.
Sementara itu, untuk status waspada bencana kekeringan terjadi di Kabupaten Lombok Timur yaitu Kecamatan Aikmel, Kabupaten Lombok Utara yaitu Kecamatan. Bayan, Gangga, Kayangan, Tanjung, Kabupaten Sumbawa yaitu Kecamatan Alas, Utan, Kabupaten Sumbawa Barat yaitu Kecamatan Poto Tano dan Seteluk dan Kabupaten Bima yaitu Kecamatan Donggo, Langgudu dan Sanggar.
"Selain itu terdapat level awas di Kabupaten Sumbawa yaitu Kecamatan Labuhan Badas dan Kabupaten Bima yaitu Kecamatan Woha," katanya.
Untuk itu, BMKG menyatakan, memasuki periode puncak musim kemarau 2022, masyarakat perlu mewaspadai akan terjadinya bencana kekeringan, kebakaran hutan dan lahan, hingga suhu dingin yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari.
Namun demikian, masyarakat juga tetap perlu mewaspadai adanya potensi cuaca ekstrem bersifat lokal seperti terjadinya angin kencang dan hujan yang terjadi secara tiba-tiba.
"Masyarakat juga diimbau untuk dapat mengantisipasi terjadinya potensi kekeringan dengan membuat tampungan air terutama pada wilayah yang rentan," katanya.
Kondisi Dinamika Atmosfer terakhir menunjukkan Indeks ENSO berada pada kondisi La Nina Lemah (indeks ENSO : -0.69). BMKG memprakirakan ENSO Netral akan berlangsung hingga Desember-Januari-Februari 2023. Indeks IOD bulan pada akhir Juli 2022 menunjukkan kondisi IOD Negatif dan BMKG memprakirakan kondisi IOD akan cenderung Negatif hingga Desember 2022.
Aliran massa udara di wilayah Indonesia didominasi oleh angin timuran terutama di wilayah Indonesia bagian Selatan termasuk NTB. Angin Timuran diprakirakan akan tetap aktif hingga Oktober 2022. Pergerakan MJO saat ini terpantau tidak aktif di wilayah Indonesia dan diprakirakan tidak aktif hingga awal Agustus 2022.
"Prediksi anomali OLR secara spasial menunjukkan potensi pertumbuhan awan di sebagian besar wilayah Indonesia terutama di bagian selatan ekuator hingga pertengahan dasarian II Agustus 2022. Rata-rata anomali Suhu Muka Laut sekitar wilayah NTB saat ini berada pada kategori hangat yang diprakirakan akan menguat hingga Oktober 2022," katanya.
Baca juga: BMKG ingatkan warga waspadai angin kencang di wilayah NTB
Baca juga: BMKG ingatkan waspadai bencana kebakaran di wilayah NTB
Baca juga: BMKG imbau warga waspada gelombang tinggi di wilayah NTB
Pewarta: Akhyar Rosidi
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2022