Kepala Dinas Pekerjaan Umum Papua Barat Yohanis Momot di Manokwari, Jumat, menyatakan desain anjungan Papua Barat sempat diperlihatkan ke Penjabat Gubernur Papua Barat Paulus Waterpauw yang kemudian meminta ada beberapa perubahan.
"Pak Gubernur minta ada berubah sedikit di bagian rumah adat Arfak, makanya kita ubah. Saya berharap September sudah pengerjaan penuh," ujar dia.
Yohanis menjelaskan desain anjungan Papua Barat di TMII dibuat agar setiap pengunjung yang datang merasa ada di Papua Barat.
Baca juga: Pemprov Papua revitalisasi anjungan di TMII
Baca juga: Gubernur instruksikan renovasi anjungan Sultra di TMII mulai 1 Agustus
Baca juga: Pemprov Papua revitalisasi anjungan di TMII
Baca juga: Gubernur instruksikan renovasi anjungan Sultra di TMII mulai 1 Agustus
Perencanaan dan fisik pengerjaan anjungan Papua Barat itu disebut Yohanis menelan anggaran senilai Rp1,5 miliar.
Yohanis memastikan tidak semua perbaikan dikerjakan di anjungan Papua Barat tetapi hanya di bagian depan agar wajah anjungan mencerminkan Papua Barat melalui rumah adat kaki seribu.
Anjungan Papua Barat di TMII itu akan digunakan pertemuan G-20 di bulan November. Pengerjaan anjungan diharap tuntas saat acara sehingga tamu dari luar negeri bisa mengunjunginya.
"Kondisinya sebenarnya bagus, tapi karena tidak benar-benar identik dengan Papua Barat makanya dirombak. Bahkan ketika orang masuk bisa langsung tahu itu Papua Barat," ungkap dia.
Di anjungan Papua Barat itu, pihaknya akan menempatkan videotron.*
Baca juga: HIPPI dukung TMII jadi ikon wisata internasional
Baca juga: Pemprov renovasi Anjungan Jatim di TMII dukung KTT G20
Baca juga: HIPPI dukung TMII jadi ikon wisata internasional
Baca juga: Pemprov renovasi Anjungan Jatim di TMII dukung KTT G20
Pewarta: Rachmat Julaini
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2022