Baca juga: Pemenang Mondelez "Business Challenge" maju ke tingkat global
"Ketiga pemenang ini, kita melihat bagaimana teman-teman ini bisa membawa case-nya terkait lingkungan hidup, bagaimana memberikan impact melalui produk yang ditawarkan dan melihat apakah produk yang ditawarkan ini masih berupa ide atau sudah ada prototipenya atau bahkan sudah berjalan," kata Head of Talent Attraction and Capability Development BAT Indonesia Jonathan Sembiring saat bertemu media di Jakarta, Senin (15/8) malam.
"Kita juga melihat bagaimana teman-teman ini bisa baik dan jelas mempresentasikan ide mereka terhadap pengembangan bisnisnya untuk beberapa tahun ke depannya," sambungnya.
Hadir dengan tema "Anything is Possible", kompetisi BAT merupakan wadah bagi generasi muda yang ingin memberikan dampak positif terhadap lingkungan hidup.
Dimulai sejak 12 Mei 2022, kompetisi tersebut memiliki jumlah pendaftar sebanyak 265 tim yang berasal dari kalangan mahasiswa, sarjana muda, dan profesional muda. Indonesia menjadi negara dengan pendaftar nomor dua tertinggi dibandingkan dengan BAT di negara-negara lain, setelah Bangladesh.
Baca juga: Mahasiswa FTUI raih juara pertama kompetisi kasus bisnis nasional
Setelah melalui tahapan penyaringan terhadap dari 265 tim yang mendaftar, diterima 182 proposal yang idenya dinilai sangat cemerlang. Selanjutnya, terpilihl 10 besar yang melaju ke babak penjurian nasional. Mereka adalah Econella, Black Soldier Corps, EcoplastID, Jastity, MethaCo, Kepul, MicroX, Maema, Water Coin, dan Mycofoam Teman Bumi, yang berasal dari berbagai kota di Indonesia.
Kesepuluh tim terbaik itu telah mempresentasikan ide bisnis mereka di hadapan para juri. Hasilnya, didapatkan tiga besar yang akan mewakili Indonesia ke tingkat Asia Pasifik, yaitu tim Econella dari Makassar, Kepul dari Medan, dan MicroX dari Yogyakarta. Selain itu, ada pula penghargaan kategori Social Star untuk tim MethaCo dan Favorite Team untuk tim Maema.
Tim Econella membawa ide bisnis mengenai produk Bioaditif, yang berawal dari keresahan karena beberapa daerah di sekitar mereka mengalami kelangkaan bahan bakar minyak (BBM). Mereka juga melihat masalah lingkungan berupa bahan hasil pertanian reject yang tidak diterima pasar. Untuk itu, mereka memanfaatkan hal tersebut untuk diolah menjadi bioaditif.
Tim Kepul membawa ide bisnis mengenai manajemen limbah dan sampah. Mereka berinisiatif untuk menciptakan platform ojek online untuk menjemput barang-barang organik dan non-organik untuk didaur ulang.
Baca juga: UGM juara HSBC Business Case Competition
Sedangkan tim MicroX membawa ide bisnis mengenai Bio CNG yang berawal dari masalah kenaikan gas LPG dan kebocoran limbah di peternakan sapi. Mereka kemudian menawarkan solusi yang terintegrasi dari dua masalah tersebut, dengan mengganti sumber LPG dengan biomassa.
Tim Econella, Kepul, dan MicroX berhak mendapatkan hadiah uang tunai dengan total 72 juta rupiah dan kesempatan untuk melakukan internship di BAT Indonesia sebagai bentuk pengembangan karir mereka.
Jonathan mengatakan, pihaknya juga akan memberikan serangkaian coaching dan mentoring untuk ketiga tim tersebut guna mempersiapkan mereka untuk berkompetisi di tingkat Asia Pasifik, dengan harapan dapat mengulang kesuksesan tim Ijo sebagai pemenang global Battle of Minds 2021 yang berasal dari Indonesia.
"Harapan kami juga kedepannya kompetisi ini terus menginspirasi para inovator muda lainnya untuk memimpin perubahan di negeri ini dan menciptakan dampak positif bagi lingkungan dan masyarakat sekitar," pungkas Jonathan.
Baca juga: Kompetisi Battle of Minds digelar untuk anak muda
Baca juga: Kemendikbudristek: IOI ajang tumbuhkan literasi dan kemampuan numerasi
Baca juga: Eduversal kembali selenggarakan kompetisi matematika tingkat nasional
Pewarta: Suci Nurhaliza
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2022