• Beranda
  • Berita
  • Pengamat Unair puji pidato Jokowi ajakan hindari politik identitas

Pengamat Unair puji pidato Jokowi ajakan hindari politik identitas

16 Agustus 2022 16:56 WIB
Pengamat Unair puji pidato Jokowi ajakan hindari politik identitas
Presiden Joko Widodo mengepalkan tangan saat menyampaikan pidato kenegaraan pada Sidang Tahunan MPR dan Sidang Bersama DPR - DPD Tahun 2022 di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (16/8/2022). ANTARA FOTO/Galih Pradipta/hp

Pengamat Politik Universitas Airlangga Surabaya, Airlangga Pribadi, memuji pidato kenegaraan Presiden Joko Widodo soal ajakan menghindari polarisasi atau politik identitas saat Pemilihan Umum 2024.

"Saya pikir bahwa catatan dari presiden terkait polarisasi ini sangat baik. Polarisasi atau politik identitas itu menjadi salah satu persoalan utama dalam proses politik Indonesia," ujarnya dihubungi di Surabaya, Selasa.

Menurut dia, kecenderungan politik identitas sudah terjadi beberapa tahun terutama dalam proses elektoral yang berskala besar.

Kendati demikian, Airlangga menyatakan perlu juga diberikan ulasan lebih mendalam bahwa ada beberapa hal yang memang mendorong penguatan polarisasi dan sampai sekarang berpotensi tampil kembali.

"Kita harus melihat dimensi polarisasi identitas itu bukan hanya dalam persoalan politik yang dipisahkan dari masalah sosial lain. Ketimpangan sosial ekonomi itu yang semakin lama semakin besar turut memperkuat politik identitas," ucapnya.

"Dalam artian bahwa masalah ketimpangan sosial dan rawan-nya ketahanan ekonomi tidak hanya terjadi di kalangan simpatisan kelas bawah, tapi juga di kalangan menengah urban," tambah dia.

Baca juga: MPR: Pernyataan Presiden tegaskan ingin Pemilu 2024 damai

Baca juga: Pengamat: Pidato kenegaraan Presiden Jokowi cerminkan sosok negarawan


Dia berpandangan, melemah-nya daya beli masyarakat urban berpotensi menjadi target penyebaran dari polarisasi identitas tersebut.

Hal Ini, kata Airlangga, menjadi masalah karena kelas menengah pendidikannya tinggi, tapi ekspektasi terhadap penghasilan berbanding terbalik dengan kenyataan.

"Itu membuat mereka mudah terprovokasi dengan propaganda polarisasi identitas," tutur dia.

Berikutnya, polarisasi identitas kerap kali dijadikan instrumen politik oleh elite politik yang terhubung dengan elite bisnis sebagai mekanisme rencana untuk memenangkan elektoral.

"Elite ini yang kerap melihat dan memberikan ruang bagi tampil-nya politik identitas. Kedua hal ini harus diuraikan," kata Airlangga.

Baca juga: Surya: Hindari politik identitas merupakan pesan moral Presiden Jokowi

Selanjutnya, lanjut dia, untuk meredam perlu didorong penguatan demokrasi sehingga dengan penguatan ini hadirnya partai politik yang menjadi kanal maka ruang politik yang sehat bisa meredam kecenderungan polarisasi identitas.

"Saya pikir tiga hal itu yang perlu menjadi catatan dari uraian yang baik dari presiden terkait dengan problem politik identitas ini," kata dia.

Pewarta: Fiqih Arfani/Willy Irawan
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2022