• Beranda
  • Berita
  • Gubernur: Kenduri swarnabhumi wadah pemulihan ekosistem budaya

Gubernur: Kenduri swarnabhumi wadah pemulihan ekosistem budaya

16 Agustus 2022 23:53 WIB
Gubernur: Kenduri swarnabhumi wadah pemulihan ekosistem budaya
Foto udara Sungai Batang Hari, di Muara Bulian, Kabupaten Batang Hari, Jambi.(ANTARA/Wahdi Septiawan)

Kenduri Swarnabhumi diselenggarakan untuk merevitalisasi kebudayaan akuatik di sepanjang DAS Batang Hari

Gubernur Jambi Al Haris mengatakan, acara Kenduri Swarnabhumi berlangsung 12 Agustus hingga 22 September 2022 merupakan wadah pemulihan ekosistem budaya dan alam berbasis kearifan lokal untuk pemajuan kebudayaan.

"Sungai merupakan sumber kehidupan yang telah melahirkan berbagai peradaban dunia dan acara Kenduri Swarnabhumi diselenggarakan untuk merevitalisasi kebudayaan akuatik di sepanjang DAS Batang Hari," katanya di Jambi, Selasa.

Kenduri Swarnabhumi merupakan kegiatan pemajuan kebudayaan Melayu khususnya di Daerah Aliran Sungai (DAS) Batang Hari yang diinisiasi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) bekerja sama dengan 14 pemerintah daerah dan berbagai komunitas.

Menurut Gubernur, Sungai Batang Hari memiliki rekam sejarah yang kaya sejak dulu hingga sekarang dalam khazanah budaya Indonesia. Dulu, melalui perdagangan lintas samudera dan silang budaya, Sungai Batang Hari menjadi peradaban tersendiri, namun demikian kondisi sungai saat ini menghadapi berbagai tantangan alam serta lingkungan, terutama hantaman perkembangan zaman.

Kenduri Swarnabhumi dapat memperkuat kebudayaan Melayu sebagai identitas bersama (common identity) pada wilayah yang dialiri DAS Batang Hari, sehingga mampu meningkatkan keterhubungan antara sungai, manusia, dan budaya guna mengembangkan dan memanfaatkan warisan tradisi dan cagar budaya nasional.

Baca juga: Harta karun ilmu di Pulau Emas
Baca juga: Jambi kibarkan 1.000 bendera di atas Sungai Batanghari

Gubernur Jambi Al Haris mengatakan bahwa Sungai Batang Hari yang terbentang sejauh 800 kilometer dan terpanjang di Pulau Sumatera tersebut banyak meninggalkan jejak sejarah sebagai saksi peradaban manusia dan berdasarkan catatan sejarah, sekitar abad ke 7 hingga 12 banyak pedagang dari Persia, Arab, India, China dan beberapa lainnya yang menjadikan Sungai Batang Hari sebagai jalur utama perniagaan.

Dia menuturkan, amat banyak peninggalan fisik maupun nonfisik di kawasan sepanjang DAS Batang Hari yang menunjukkan telah adanya peradaban budaya masyarakat akuatik pada masa lampau, seperti antara lain candi, area pemukiman dan kesenian, perahu, arsitektur bangunan maupun lainnya.

“DAS Batang Hari adalah saksi bisu perjalanan sejarah budaya Jambi dan Sumatera Barat. Sehingga jangan heran bila tradisi budaya kedua daerah provinsi tersebut banyak mempunyai kemiripan," kata Al Haris.

Baca juga: Wagub Jambi: Kenduri Swarnabhumi kembalikan budaya Sungai Batanghari
Baca juga: Sembilan daerah sepakat selenggarakan Kenduri Swarnabhumi

Wilayah yang terlibat dalam Kenduri Swarnabhumi meliputi Kabupaten/Kota Dharmasraya, Bungo, Tebo, Merangin, Sarolangun, Batang Hari, Jambi, Muaro Jambi, Tanjung Jabung Timur, Tanjung Jabung Barat, Sungai Penuh, dan Kerinci. Seperti slogan yang digunakan ‘Cintai Budaya Kita Lestarikan Sungai, Cintai Sungai Kita Lestarikan Budaya’.

Selama pelaksanaan Kenduri Swarnabhumi bakal berlangsung banyak kegiatan yang mendukung penyebarluasan informasi budaya di sepanjang DAS Batang Hari, sekaligus menggerakkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya alam dalam membangun peradaban selama ini.

Sejumlah kegiatan yang digelar sebagai rangkaian yang mengusung Kenduri Swarnabhumi adalah ekspedisi susur Sungai Batang Hari, sekolah lapangan, pemugaran kawasan cagar budaya nasional Muara Jambi, 14 festival daerah, seminar dan talkshow peradaban DAS Batang Hari. Kenduri Swarnabhumi melibatkan kalangan yang fokus pada bidang budaya seperti arkeolog, peneliti, sejarawan, akademisi, budayawan, komunitas, dan mahasiswa.

Baca juga: 2011 Tutupan Hutan DAS Batanghari Tinggal 10 Persen

Pewarta: Nanang Mairiadi
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2022