Moeldoko dalam keterangannya diterima di Jakarta, Rabu, mengatakan, "Eling lan Waspodo" (ingat dan waspada, red) merupakan falsafah leluhur yang mengajarkan manusia untuk selalu ingat dan hati-hati dalam menjalani hidup.
Makna falsafah itu relevan karena pada usia ke-77 tahun Republik Indonesia, negara menghadapi berbagai kompleksitas tantangan seperti ancaman krisis pangan, hingga degradasi lingkungan hidup dan perubahan iklim.
"Hari ini tepat Indonesia berusia 77 tahun. Ini momentum yang sangat pas untuk kita selalu ingat dan waspada atas semua tantangan dan ancaman global. Mulai sekarang mari kita hemat penggunaan BBM, menanam apa yang bisa ditanam untuk kebutuhan pangan, dan tetap terapkan protokol kesehatan agar kita segera endemi," kata Moeldoko.
Baca juga: Presiden terkekeh, Iriana berjoget lagu Ojo Dibandingke dinyanyikan
Baca juga: Menteri PUPR: Pembangunan infrastruktur tetap jadi prioritas
Ia menilai dinamika lingkungan strategis memang selalu membawa implikasi baik positif maupun negatif dan secara langsung maupun tidak langsung. Hal itu tentunya dapat mempengaruhi progres pembangunan nasional.
"Ini menjadi tantangan bagi kita semua yang harus dilalui untuk menjadi bangsa yang berdaulat, adil, dan makmur, serta menjadi bangsa yang kuat dan kokoh," tuturnya.
"Caranya, tetap 'Eling lan Waspodo' dalam mengambil setiap keputusan dan tindakan," ucap Moeldoko menambahkan.
Presiden Joko Widodo dalam Pidato Kenegaraan di Sidang Tahunan MPR, Selasa (16/8), mengingatkan seluruh pihak untuk selalu waspada, hati-hati, dan siaga. Sikap tersebut dibutuhkan dalam menghadapi berbagai krisis dan dinamika geopolitik dunia.
“Kita harus selalu ‘Eling lan Waspodo’, harus ingat dan waspada,” kata Presiden Jokowi sebelum mengakhiri Pidato Kenegaraan itu.
Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2022