"SR017 menjadi pilihan yang tepat dalam berinvestasi karena imbal hasilnya yang tetap, dibayarkan secara rutin setiap bulan, lebih tinggi dari bunga deposito bank BUMN serta 100 dijamin oleh negara. Ini cocok untuk masyarakat yang ingin punya passive income yang stabil yang aman di tengah kondisi perekonomian saat ini," ujar William dalam keterangan di Jakarta, Jumat.
Sejak awal 2022 penerbitan Obligasi Negara Ritel (ORI021), SR016, dan Savings Bond Ritel (SBR011) mendapatkan sambutan antusias dari masyarakat Indonesia. Teranyar pemerintah merilis SR017 dengan masa penawaran 19 Agustus sampai 14 September 2022.
SR017 ditawarkan dengan imbal hasil (kupon) tetap 5,9 persen per tahun, dengan tenor tiga tahun, dan dapat diperjualbelikan di pasar sekunder (tradable).
Selain imbal hasil SR017 yang lebih tinggi daripada suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) yang saat ini 3,5 persen, pajak yang dikenakan untuk imbal hasil SR017 hanya 10 persen. Hal itu lebih rendah dari pajak deposito, yakni sebesar 20 persen.
Baca juga: Pemerintah tawarkan sukuk ritel SR017 dengan kupon tetap 5,9 persen
Di sisi lain, karena dapat diperdagangkan, SR017 memungkinkan para investor untuk menjualnya di pasar sebelum jatuh tempo.
William menambahkan dengan membeli SR017 artinya masyarakat juga ikut berkontribusi dalam membiayai Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) serta proyek infrastruktur di Indonesia. Masyarakat yang punya preferensi dalam berinvestasi dengan prinsip-prinsip syariah juga dapat melirik SR017.
"Berinvestasi sambil berkontribusi bagi pembangunan negeri merupakan wujud partisipasi aktif yang dapat dilakukan oleh para investor, termasuk generasi muda Indonesia saat ini. Pembayaran kupon yang dilakukan setiap bulan juga 100 persen dijamin oleh negara sehingga tidak ada risiko gagal bayar," kata William.
Sebagai mitra distribusi penjualan Surat Berharga Negara (SBN), Bibit siap membantu pemesanan SR017. Ia optimistis SR017 akan disambut oleh masyarakat, khususnya generasi muda.
"Kami juga senang melihat terus bertambahnya jumlah investor SBN dari 460 ribu di akhir tahun 2020 menjadi 611 ribu di akhir tahun 2021, dan per Juli 2022, angkanya telah menyentuh 736 ribu investor. Ini tentu tidak terlepas dari berbagai upaya berkelanjutan yang dilakukan oleh regulator," pungkas William.
Baca juga: Pemerintah bangun kepercayaan investor SBSN lewat penanda aset
Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2022