Tim Penggerak PKK Kota Kediri, Jawa Timur gencar melakukan sosialisasi sebagai bentuk perlindungan pada anak mencegah terjadi pelecehan seksual, terlutama di lingkungan sekolah.Ia menegaskan tidak ada ruang bagi pelaku kekerasan seksual.
"Hari ini kami bersama-sama belajar tentang pencegahan pelecehan seksual pada anak dan perempuan. Terima kasih kepada dua narasumber webinar kali ini. Rasanya ingin menjadi yang pertama dalam memasukkan kurikulum pencegahan kekerasan pada anak dan perempuan secara serempak yang diinisiasi oleh Pemkot Kediri dan PKK Kota Kediri," kata Ketua TP PKK Kota Kediri Ferry Silviana Abu Bakar, di Kediri, Jumat.
PKK Kediri mengadakan diskusi secara kolosal tentang pencegahan kekerasan seksual pada perempuan. Kegiatan ini dilakukan secara hybrid dengan warga sekolah dari 190 lembaga pendidikan di kota ini.
Kegiatan yang diikuti lembaga TK, SD, SMP, hingga SMA ini mengambil judul "Aman dan Gembira di Sekolah", dengan narasumber Kalis Mardiasih dan Anastasia Satriyo.
"Saya ingin menyampaikan kepada Dinas Pendidikan biar kegiatan ini bisa diadakan terus-menerus tiap tahun, pada saat masa ospek atau pengenalan lingkungan sekolah," kata Bunda Fey, sapaan akrabnya.
Bunda Fey juga menambahkan adanya insiden di dunia pendidikan terjadinya tindakan asusila menjadi momen yang sangat memukul bagi warga Kota Kediri dan juga Pemkot Kediri.
"Mari bersama-sama apabila terjadi kasus seperti itu kita dukung korban, kita berikan semangat, berikan apa yang dia butuhkan dan fokus pada korban bagaimana kita memulihkan efek psikologisnya yang tentu sangat berdampak. Jangan berikan ruang untuk mendamaikan atau yang lainnya. Itu sama sekali tidak boleh," ujar dia.
Lebih lanjut, Bunda Fey mengatakan bahwa di Kota Kediri ada rumah aman dan hingga kini masih menampung salah satu korban kekerasan seksual yang menjadi korban kerabatnya sendiri. Anak tersebut menolak dinikahkan dengan pelaku,
"Anak tersebut menangis di hadapan saya, karena tidak mau dinikahkan dengan pelaku. Dia tidak mau menikah dengan orang yang sudah mencelakai hidupnya. Saya meyakinkan bahwa keputusan yang dia ambil sudah tepat," kata Bunda Fey.
Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar mengatakan pemkot setempat berkomitmen untuk mencegah kekerasan anak dan perempuan terjadi di Kota Kediri.
Ia menegaskan tidak ada ruang bagi pelaku kekerasan seksual. Bahkan, siapa pun yang coba-coba melakukan hal ini akan ada sanksi yang sangat tegas.
Selain itu, kepala sekolah juga harus memberikan keteladanan dan mendorong warga sekolah, baik guru, tenaga kependidikan termasuk satpam untuk mencegah terjadinya pelecehan seksual.
Seluruh guru dan pegawai di sekolah harus membangun suasana belajar yang aman. Komite sekolah juga harus memiliki wawasan yang sama dalam mencegah terjadinya tindakan kekerasan seksual.
"Kalian harus berani menolak, melawan jika ada yang berani melanggar batasan tersebut. Jika ada yang melanggar batasan tadi silakan foto atau rekam dan dilaporkan pada saya atau hubungi call center di 08113787119," kata Wali Kota Kediri itu pula.
Hadir dalam webinar yang diselenggarakan oleh Pemkot Kediri dan TP PKK Kota Kediri ini Kepala Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan Kota Kediri Herwin Zakiyah, seluruh kepala sekolah, pengawas, penilik, TK, SD, SMP, SMA, SMK se-Kota Kediri, komite SD, SMP negeri dan swasta se-Kota Kediri, dan pelajar se-Kota Kediri.
Baca juga: KAI Daop 7 Madiun kampanye cegah tindak kekerasan seksual
Baca juga: Pemkot Kediri komitmen tangkal kekerasan seksual pada anak
Pewarta: Asmaul Chusna
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2022