• Beranda
  • Berita
  • BMKG: Waspada kekeringan meski ada hujan di puncak kemarau

BMKG: Waspada kekeringan meski ada hujan di puncak kemarau

22 Agustus 2022 08:53 WIB
BMKG: Waspada kekeringan meski ada hujan di puncak kemarau
Peta Prakirawan potensi hujan di wilayah NTB . ANTARA/HO-BMKG.

Potensi cuaca ekstrem bersifat lokal

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan, memasuki periode puncak musim kemarau 2022, masyarakat perlu mewaspadai akan terjadinya bencana kekeringan, kebakaran hutan dan lahan, hingga suhu dingin yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari.

"Masyarakat juga tetap perlu mewaspadai adanya potensi cuaca ekstrem bersifat lokal seperti terjadinya angin kencang dan hujan yang terjadi secara tiba-tiba, kata Prakirawan BMKG Stasiun Klimatologi Nusa Tenggara Barat, Suci Agustisarini dalam keterangan tertulisnya di Praya, Senin.

Curah hujan di wilayah NTB pada dasarian II Agustus 2022 didominasi kategori rendah (<50 mm/das), namun di sebagian wilayah Lombok Barat bagian Timur, sebagian Lombok Utara, Lombok Timur, dan Lombok Tengah terjadi hujan dengan intensitas >50 mm/dasarian atau berada pada kategori menengah .

"Curah Hujan tertinggi tercatat terjadi di Pos Hujan Labuhan Pandan, Kabupaten Lombok tengah sebesar 130 mm/dasarian. Sifat hujan pada dasarian II Agustus 2022 di wilayah NTB hampir seluruhnya Atas Normal (AN), hanya di sebagian kecil Sumbawa, Bima, Dompu, dan Kota Bima sifat hujan berada pada kategori bawah normal (BN)," katanya.


Baca juga: BMKG imbau warga waspada gelombang tinggi di wilayah NTB

Baca juga: BMKG sebut NTB mulai masuk puncak musim kemarau 2022


Ia mengatakan, update kondisi dinamika Atmosfer terakhir menunjukkan Indeks ENSO berada pada kondisi La Nina Lemah (indeks ENSO : -0.91).

BMKG memprakirakan kondisi La Nina Lemah berpotensi terus berlangsung hingga akhir tahun 2022. Indeks IOD pada dasarian terakhir menunjukkan kondisi IOD Negatif (-0.80), diperkirakan kondisi IOD Negatif berpotensi terus terjadi hingga akhir tahun 2022.

Aliran massa udara di wilayah Indonesia didominasi oleh angin timuran kecuali wilayah Sumatera bagian utara hingga tengah. Terdapat pola siklonik yang terbentuk di wilayah Samudera Hindia barat Sumatera.

Hingga September 2022 Angin Timuran diperkirakan akan tetap aktif dan cenderung mirip dengan klimatologis.

Pergerakan MJO saat ini terpantau tidak aktif di wilayah Indonesia dan diprakirakan tidak aktif hingga awal Agustus 2022.

Prediksi anomali OLR secara spasial menunjukkan potensi pertumbuhan awan di sebagian besar wilayah Indonesia terutama di bagian selatan ekuator hingga awal September 2022.

"Rata-rata anomali Suhu Muka Laut sekitar wilayah NTB saat ini berada pada kategori hangat yang diprakirakan kondisi hangat akan menguat hingga Oktober 2022," katanya.

BMKG juga menyatakan, peluang curah hujan pada dasarian II Agustus 2022 sudah semakin berkurang.

Peluang curah hujan dengan intensitas <20 mm/dasarian terjadi merata di seluruh wilayah NTB dengan probabilitas >80 persen.

Sedangkan peringatan dini kekeringan Meteorologis pada level awas terdapat di Kabupaten Dompu yaitu di wilayah Kecamatan Kilo, Kabupaten Sumbawa yaitu di Kecamatan Buer. Level siaga terdapat di Kabupaten Bima yaitu di Kecamatan Lambitu, Parado dan Sanggar, Kota Bima yaitu di Kecamatan Raba, dan Kabupaten Sumbawa yaitu di Kecamatan Batulanteh dan Moyohulu.

"Masyarakat juga diimbau untuk dapat mengantisipasi terjadinya potensi kekeringan dengan membuat tampungan air terutama pada wilayah yang rentan akan bencana kekeringan," katanya.

Baca juga: BMKG: Wilayah NTB masih berpotensi hujan sedang hingga lebat

Baca juga: BMKG ingatkan warga waspadai angin kencang di wilayah NTB

 

Pewarta: Akhyar Rosidi
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2022