Latihan militer musim panas itu berganti nama menjadi Ulchi Freedom Shield pada tahun ini dan dijadwalkan berakhir pada 1 September.
Latihan itu mulai dilaksanakan setelah Presiden Korsel Yoon Suk Yeol berjanji untuk "menormalkan" lagi latihan-latihan gabungan dan meningkatkan pencegahan terhadap aksi Korut.
Latihan militer Korsel-AS sempat dikurangi dalam beberapa tahun terakhir karena pandemi COVID-19 dan karena pendahulu Yoon, Moon Jae-in, berusaha meneruskan pembicaraan dengan Korut, yang menyebut latihan itu sebagai latihan invasi.
Korut menembakkan dua rudal jelajah dari kota pantai barat Onchon pekan lalu, setelah Korsel dan AS memulai kegiatan awal untuk latihan militer tahunan tersebut.
Pada tahun ini Korut telah melakukan uji coba rudal dengan frekuensi lebih sering daripada sebelumnya dan siap melakukan uji coba nuklir ketujuh kapan saja, kata para pejabat Seoul.
Presiden Yoon mengatakan pemerintahannya bersedia memberikan bantuan ekonomi jika Pyongyang mengambil langkah menuju denuklirisasi, tetapi Korut menolak tawaran Yoon dan secara terbuka mengkritiknya.
Kementerian Pertahanan Korsel mengatakan pihaknya dan AS akan menggelar 11 program latihan lapangan, termasuk satu program tingkat brigade yang melibatkan ribuan tentara, pada musim panas ini.
Untuk mengantisipasi ancaman rudal Korut yang mengincar Seoul, kemhan mengatakan akan meningkatkan kemampuan deteksi rudal dan mendorong pengerahan dini sistem pencegat rudal yang baru.
AS, Korsel dan Jepang belum lama ini berpartisipasi dalam latihan pertahanan rudal balistik di lepas pantai Hawaii.
Latihan itu adalah latihan pertama sejak 2017 ketika hubungan antara Seoul dan Tokyo mencapai nadir.
Sumber: Reuters
Baca juga: Korsel sesalkan celaan Korut terhadap Presiden Yoon
Baca juga: 'Balas' uji coba Korut, Korsel dan AS luncurkan delapan rudal
Pewarta: Yuni Arisandy Sinaga
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2022