Yahukimo merupakan kabupaten yang berada Provinsi Papua tepatnya di wilayah pegunungan Jayawijaya yang saat ini berupaya menjadi salah satu sentra ketahanan pangan di Tanah Air.Pemkab Yahukimo juga ingin membuat merek dagang tersendiri untuk beras dari Yahukimo sehingga semua hasil yang dibeli dari masyarakat dengan jumlah besar akan ditampung..
Yahukimo sendiri beriklim basah dengan topografi bervariasi dari berbukit-bukit hingga pegunungan dan daratan rendah berketinggian 1000-3.500 meter di atas permukaan laut.
Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Yahukimo Nomor 5 tahun 2006, Kabupaten Yahukimo dimekarkan menjadi 51 distrik, satu kelurahan dan 517 kampung. Di mana Distrik Kurima menjadi wilayah terluas yaitu 605 kilometer persegi dan Distrik Duram merupakan wilayah terkecil dengan luas 100 kilometer persegi.
Yahukimo juga memiliki sumber air yang melimpah sehingga dimanfaatkan untuk pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTM) dan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) di ibu kota kabupaten di Distrik Dekai.
Selain itu, perekonomian di wilayah itu ditopang oleh pertanian terutama tanaman padi maupun perikanan air tawar.
Berdasarkan hasil survei dinas pertanian setempat sejumlah daerah di selatan Yahukimo seperti Pos Perwakilan Obio, Dekai, Sumo dan Seradala bisa dikembangkan untuk dijadikan sebagai persawahan kecuali Distrik Suru-Suru padi memang belum menyebar ke daerah lain.
Sadar dengan potensi yang dimiliki, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Yahukimo melalui Dinas Pertanian dan Perikanan setempat mulai menggenjot percepatan tanam padi menuju daerah sentra ketahanan pangan di wilayah pegunungan Papua dan wilayah Indonesia timur.
Dengan proyeksi lahan persawahan seluas 100 hektar pada 2022 Pemkab Yahukimo kembali melakukan penanaman benih padi tahap awal pada 26 hektar pada Sabtu 20 Agustus 2022 di Kampung Muara, Distrik Dekai.
Langkah ini dilakukan setelah pada 2021 Pemkab Yahukimo berhasil melakukan uji coba tanam padi di lahan seluas 5000 meter persegi menghasilkan 2,5 ton gabah kering.
Penanaman tahap awal ditandai dengan menanam benih padi secara simbolis oleh Bupati Yahukimo, Didimus Yahuli bersama Wakil Ketua 1 dan II DPRD Yahukimo, Ketua Gerakan Organisasi Wanita (GOW) setempat, Polres Yahukimo dan Dandim 1715/Yahukimo serta melibatkan Organisasi Perangakat Daerah (OPD).
Baca juga: KSP dorong Yahukimo jadi sentra pangan di Papua Pegunungan
Kebutuhan beras
Bupati Yahukimo Didimus Yahuli mengatakan kebutuhan beras di wilayahnya terbilang sangat tinggi apalagi dengan jumlah masyarakat yang tersebar di 51 Distrik dan 517 kampung ditambah sebanyak 3000 Aparatur Sipil Negara (ASN) dan tenaga honorer K2.
Sehingga hasil dari garapan sawah milik pemerintah diharapkan dapat mencukupi kebutuhan pangan lokal khususnya di Yahukimo.
Kebutuhan besar masyarakat Yahukimo saat pembelian beras 10 kilogram dengan harga Rp300 ribu hanya cukup untuk konsumsi dalam satu pekan namun, jika pemerintah bisa mengelola hasil persawahan sendiri dan dijual dengan harga yang lebih murah maka akan mengurangi beban masyarakat dan pastinya akan berdampak pada tingkat perekonomian yang cenderung lebih stabil.
Pemkab Yahukimo juga merencanakan pembangunan gudang penampung yang sangat besar di mana tempat itulah yang akan menampung seluruh hasil pertanian padi baik itu pengelolaan milik Pemkab Yahukimo maupun milik masyarakat.
Menurut Didimus, pihaknya memberi peluang kepada masyarakat lokal yang juga petani di Kabupaten Yahukimo untuk membuka lahan seluas-luasnya untuk dikelola secara mandiri.
Dengan demikian, gudang yang akan dibangun itu tidak hanya untuk menampung hasil dari lahan milik pemda, namun juga memotivasi petani untuk mengolah lahan serta hasilnya berpotensi dibeli baik itu padi atau gabah.
Salah satu terobosan yang akan dilakukan Pemkab Yahukimo juga ingin membuat merek dagang tersendiri untuk beras dari Yahukimo sehingga semua hasil yang dibeli dari masyarakat dengan jumlah besar akan ditampung pada gudang yang dibangun.
Bahkan untuk mewujudkan hal tersebut pihaknya telah melakukan presentasi langsung dengan Direktorat Jenderal Bina Keuangan Daerah (Dirjen BUMD) di Jakarta untuk mendapatkan rekomendasi Perusahaan Daerah yang nantinya akan mengelola hasil-hasil persawahan maupun pertanian lainnya dari Kabupaten Yahukimo .
Jika rekomendasi itu sudah dikeluarkan maka sudah pasti pemasarannya lebih mudah dan memiliki payung hukum untuk mengelola hasil-hasil pertanian daerah dengan baik dan profesional.
Hal tersebut merupakan tujuan dari Pemkab Yahukimo untuk kemakmuran masyarakat agar petani tidak akan kekurangan makanan kemudian pasar terpenuhi dan Pendapatan Asli Daerah (PAD) meningkat.
Dengan demikian jika perekonomian di Kabupaten Yahukimo berjalan baik dan PAD meningkat maka akan berdampak pada semua sektor termasuk menaikkan Insentif pegawai, hak-hak DPRD juga akan ditingkatkan, bantuan hibah dan sosial juga meningkat sehingga pelayanan di gereja juga berjalan sangat baik.
Apalagi Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko akan memberikan bantuan berupa bibit unggul untuk lahan persawahan di Yahukimo sehingga ke depan Pemkab Yahukimo akan bekerja sama dengan staf dari KSP.
Baca juga: Kementan genjot produksi beras di Papua lewat kemandirian benih
Varietas unggul
Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Yahukimo Bongga Sumule menjelaskan pada penanaman kali ini pihaknya mengambil varietas unggul padi dari Makassar, Sulawesi Selatan ditambah hasil dari varietas Merauke hasil dari percontohan pada 2021
Diprediksikan hasil dari penanaman 26 hektar tahap awal itu akan dipanen pada Oktober 2022 dengan taksiran hasil paling sedikit 50 ton.
Dengan begitu pihaknya berharap langkah awal dari tahapan penanaman padi pada lahan yang lebih luas tersebut menjadi pemicu bagi Dinas Pertanian untuk lebih mengembangkan lahan persawahan dengan tujuan hasilnya tidak hanya untuk kesejahteraan para penggarap namun juga menjadi sumber pendapatan asli daerah.
"Jika kami bisa swasembada beras maka ke depan kami tidak perlu mendatangkan beras dari luar karena di Yahukimo bisa produksi, mengolah hasil sendiri dan bahkan bisa memenuhi kebutuhan beras untuk kabupaten lain bahkan Papua secara keseluruhan," katanya.
Untuk penggarapan dan pengelolaan sawah milik Pemkab Yahukimo saat ini melibatkan 23 kelompok tani di mana 50 persen merupakan petani asli Yahukimo.
Selain itu, program menuju sentra ketahanan pangan di wilayah pegunungan Papua dnilai sejumlah pihak sangat baik jika dilihat dari perspektif kesejahteraan rakyat. Namun juga perlu dipersiapkan secara utuh terkait rantai pasok komoditas.
Akademisi Universitas Cenderawasih (Uncen) Kurniawan Patma mengatakan beras menjadi pangan pokok masyarakat Indonesia namun selain aspek produksi yang menentukan ketersediaan, aspek pemasaran juga merupakan komponen penting.
Program peningkatan produksi beras nasional yang dilakukan juga harus disertai dengan kegiatan pendampingan proses pemasaran hasil melalui pemberdayaan kelembagaan pertanian.
Karena itu akan sangat penting untuk mempersiapkan rantai pasok padi di Kabupaten Yahukimo yang meliputi dari sasaran rantai pasok, manajemen rantai pasok, struktur hubungan rantai pasok, proses bisnis rantai pasok, sumber daya rantai pasok, dan kinerja rantai pasok.
Baca juga: Presiden tegaskan kembali pentingnya jaga pasokan pangan nasional
Baca juga: Mendag minta pemerintah daerah ikut jaga stabilitas pasokan dan harga
Baca juga: Kemendag: Tantangan pangan punya sisi positif dan negatif bagi RI
Pewarta: Ardiles Leloltery
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2022