Dalam perjumpaan perdananya dengan Soniia, Putri sudah berjuang dengan kemampuan terbaiknya dan sanggup memberikan perlawanan saat tertinggal. Meski begitu, Putri belum mampu bermain dominan sehingga mengakhiri laganya dengan kekalahan skor tipis 19-21, 18-21.
"Lawan kan sudah lama tidak bertanding dan saya sempat mempelajari permainan dia. Tangannya lumayan kuat dan variasinya bagus. Strategi saya tadi mau mempercepat tempo, tapi ternyata dia masih bisa mengimbangi. Akhirnya malah saya banyak mati sendiri," kata Putri menceritakan melalui pesan tertulis PP PBSI di Jakarta.
Walau kalah dalam dua gim, namun pebulu tangkis peringkat 44 dunia mampu memberikan perlawanan hingga 41 menit dan tak memberikan poin secara mudah kepada Soniia.
Baca juga: Chico wakil Indonesia pertama yang terhenti pada babak pertama
Skor antara kedua pemain pun saling berkejaran pada pertandingan ini. Soniia baru bisa benar-benar lepas dari bayang-bayang Putri ialah pada paruh akhir gim kedua, saat ritme Putri sudah mulai melambat.
"Saya harus tingkatkan semua aspek, terutama bagaimana bermain di level senior dengan segala keadaan. Baik itu angin, shuttlecock dan lain-lain. Juga harus tambah kekuatan otot dan stabilkan fokus yang masih naik-turun," kata Putri.
Meski langsung tersingkir dari persaingan pada babak awal, pebulu tangkis Indonesia pertama yang menjuarai Orleans Masters itu mengaku tidak menyesal dengan hasil pertandingan hari ini.
Menurut Putri, dia sudah mengeluarkan kemampuan terbaiknya dan justru menikmati jalannya pertandingan.
"Ini Kejuaraan Dunia pertama saya, jadi ingin memaksimalkan permainan, tampil sebagus mungkin siapa pun lawannya. Tadi pun tidak ada tegang sama sekali, main normal-normal saja. Saya merasa saya sudah maksimal hari ini," katanya.
Baca juga: Gregoria fokus perfoma sendiri jelang lawan Akane di babak kedua
Baca juga: Ribka/Fadia langsung klop kembali berpasangan di Kejuaraan Dunia BWF
Pewarta: Roy Rosa Bachtiar
Editor: Irwan Suhirwandi
Copyright © ANTARA 2022