• Beranda
  • Berita
  • Kemenparekraf gandeng Surplus Indonesia tekan sampah makanan hotel

Kemenparekraf gandeng Surplus Indonesia tekan sampah makanan hotel

23 Agustus 2022 11:18 WIB
Kemenparekraf gandeng Surplus Indonesia tekan sampah makanan hotel
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno bersama CEO dan Founder Surplus Indonesia Agung Saputra (kanan) dan Deputi Bidang Industri dan Investasi Kemenparekraf Henky Manurung dalam The Weekly Brief with Sandi Uno di Jakarta, Senin (22/8/22). ANTARA/M. Baqir Idrus Alatas/aa.

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) bersama Surplus Indonesia meluncurkan program Sustainable Food Tourism yang berkolaborasi dengan sejumlah industri perhotelan untuk menekan tingkat food waste dan food loss (sampah makanan) di Indonesia.

Menurut Kajian Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), sampah makanan yang terbuang di Indonesia sejak tahun 2000 hingga 2019 sebanyak 23-48 juta ton per tahun atau 115-182 kilogram per kapita tiap tahun.

“Kita belajar juga dari Mantan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata I Gede Ardika yang selalu bilang 'ambillah sesuai apa yang akan kita makan, jangan sampai ada yang tersisa',” kata Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno dalam The Weekly Brief with Sandi Uno yang ditulis di Jakarta, Selasa.

Ia mengatakan negara mengalami kerugian ekonomi hingga Rp551 triliun per tahun atau lima persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) nasional dan kehilangan kandungan energi setara dengan 125 juta penduduk Indonesia serta penambahan emisi karbon karena makanan terbuang.

“Ini juga ironi karena menurut Global Hunger Index 2021, tingkat kelaparan Indonesia di peringkat tiga di Asia Tenggara, tapi kita malah membuang-buang makanan kita. Ini harus kita kerjasamakan dengan hotel dan restoran,” ucapnya.

Karena itu pihaknya bekerja sama dengan Surplus Indonesia, The Ascott Limited-Indonesia, Artotel Group, dan Swiss-Bellhotel International untuk menekan laju sampah makanan tersebut.

Baca juga: Sandiaga: Penanganan sampah makanan bisa atasi masalah ekonomi

CEO dan Founder Surplus Indonesia Agung Saputra menyatakan membuang makanan memberikan kerugian secara finansial dan menimbulkan potensi gas CO2 yang dapat meningkatkan laju gas emisi rumah kaca.

Surplus Indonesia  diharapkan menjadi solusi dari hulu agar makanan yang masih layak dan aman tak terbuang sehingga masyarakat dapat menyelamatkan makanan berlebihan (overstock) dari tiga industri perhotelan yang terlibat dalam Program Sustainable Food Tourism.

Nantinya masyarakat dapat menikmati makanan yang overstock dari industri perhotelan dengan membayar setengah dari harga asli makanan tersebut.

“Target kita di tahun 2023 dapat menyelamatkan lebih dari 100 ton makanan dari industri hotel yang dapat mencegah kerugian finansial Rp5-10 miliar dan mencegah terjadi lebih dari 1.000 gas CO2 yang dihasilkan dari 100 ton makanan,” ungkap Agung.

Surplus Indonesia akan memulai misi dari food waste lalu menangani persoalan food loss.

Menurut Food and Agriculture Organization (FAO), food waste mengacu kepada penurunan kualitas atau kuantitas di tingkat ritel, jasa penyedia makanan, dan konsumen. Sementara food loss merupakan makanan terbuang sebelum mencapai konsumen.

Baca juga: Kiat mudah atasi "food waste" dan "food loss" dari rumah

Pewarta: M Baqir Idrus Alatas
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2022