Dinas Kesehatan Aceh mencatat ada 1.100 kasus campak yang menyerang anak provinsi paling barat Indonesia itu pada tahun 2022, dan meminta warga untuk melindungi anak melalui pemenuhan imunisasi.Dari 1.100 kasus ada penderita yang telah dinyatakan sembuh, namun ada juga pasien yang sedang dalam masa pengobatan di rumah sakit.
“Saat ini ada 1.100 kasus campak pada tahun 2022, angkanya semakin banyak,” kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Aceh Iman Murahman di Banda Aceh, Selasa.
Dikatakan, kasus campak tersebar di sejumlah daerah. Dari 1.100 kasus, ada penderita yang telah dinyatakan sembuh, namun ada juga pasien yang sedang dalam masa pengobatan di rumah sakit.
“Di Rumah Sakit Zainoel Abidin masih ada yang sedang pengobatan, ada juga pengobatan komplikasi, terutama radang paru-paru, jadi sayang sekali kalau ini terjadi pada anak kita sendiri,” katanya.
Sebab itu, Iman meminta agar masyarakat memanfaatkan program Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) yang berlangsung hingga 13 September mendatang dapat dimanfaatkan dengan baik untuk memenuhi kelengkapan imunisasi anak.
Apalagi, kata Iman, capaian imunisasi campak rubella di Aceh selama BIAN baru 16,4 persen atau 236.625 anak dari target 1,4 juta anak Aceh yang berusia mulai 9 bulan hingga 15 tahun.
“Imunisasi ini program dari pemerintah untuk masyarakat, jadi sangat disayangkan kalau masyarakat tidak memanfaatkan momen ini,” katanya.
Iman menyebut, pemerintah menargetkan capaian imunisasi campak rubella selama program BIAN bisa tercapai 50 persen hingga batas waktu.
Namun, kata dia, saat ini masih banyak masyarakat yang menolak anaknya disuntik imunisasi campak rubella dengan berbagai alasan. Kendati demikian petugas tetap berupaya, melalui berbagai pendekatan.
“Saat ini pendekatan yang kita lakukan ke sekolah, kepala sekolah, wali murid agar bisa menjelaskan ke orangtua murid tentang pentingnya imunisasi campak rubella yang masih rendah ini,” katanya.
BIAN memang fokus pada pemenuhan imunisasi tambahan campak rubella, namun pemerintah juga menyasar anak usia 12-59 bulan untuk mendapatkan imunisasi polio dan DPT-HB-Hib bagi anak yang terlewatkan selama pandemi COVID-19.
Kata dia, untuk imunisasi polio tetes (OPV) sudah mencapai 59.545 anak atau 33,5 persen dari target 217.587 anak, imunisasi polio suntik (IPV) sudah mencapai 12.945 anak atau 5,9 persen dari target 342.614 anak, dan imunisasi DPT-HB-Hib sebanyak 21.236 anak atau 11,5 persen dari target 214.051 anak.
Baca juga: Dinkes: 21.417 anak di Aceh Timur sudah disuntik vaksin campak
Baca juga: Warga Aceh diminta tak perlu khawatir dengan imunisasi program BIAN
Baca juga: Kasus campak rubella menurun drastis di Pulau Jawa
Pewarta: Khalis Surry
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2022