• Beranda
  • Berita
  • Anggota G20 diharapkan tingkatkan penanganan resistensi antimikroba

Anggota G20 diharapkan tingkatkan penanganan resistensi antimikroba

24 Agustus 2022 11:24 WIB
Anggota G20 diharapkan tingkatkan penanganan resistensi antimikroba
Asisten Direktur Bidang Penanggulangan Resistensi Antimikroba Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Hannan Balkhy menyampaikan keterangan secara virtual dalam pertemuan mengenai penanganan resistensi antimikroba di Nusa Dua, Bali, Rabu (24/8/2022). (ANTARA/Andi Firdaus)
Wakil Menteri Kesehatan RI Dante Saksono Harbuwono berharap negara-negara anggota G20 meningkatkan upaya penanganan resistensi obat antimikroba, yang secara global menyebabkan kematian 1,27 juta orang setiap tahun.

"G20 harus mencegah hal itu terjadi, dan membuat perubahan yang berkelanjutan," katanya di Nusa Dua, Bali, Rabu, saat membuka pertemuan mengenai penanganan resistensi antimikroba yang merupakan rangkaian dari pertemuan ketiga kelompok kerja kesehatan G20 di Bali dari 22 sampai 24 Agustus 2022.

Pertemuan mengenai penanganan resistensi antimikroba (Antimicrobial Resistance/AMR) di Nusa Dua membahas tiga strategi Forum G20 dalam mengatasi resistansi terhadap obat antimikroba, yang pertama meningkatkan surveilans untuk mendeteksi resistensi antimikroba serta meningkatkan kapasitas laboratorium dan diagnostik.

"Pengawasan berstandar dan lintas sektor untuk penggunaan dan konsumsi antimikroba sangat penting untuk memahami dan memantau AMR, data yang memadai juga mempengaruhi keputusan kebijakan dan tindakan berbasis ilmu pengetahuan di tingkat nasional, regional, dan global," katanya.

Strategi kedua yang perlu diterapkan, Dante melanjutkan, yakni meningkatkan penelitian dan pengembangan tentang obat-obatan baru, vaksin, terapi, dan diagnostik serta menjalankan pencegahan dan pengendalian infeksi yang lebih luas.

Ia mengatakan bahwa strategi yang ketiga adalah meningkatkan investasi dalam penelitian dan transfer teknologi.

"Untuk menumbuhkan kapasitas penelitian dan pengembangan global, G20 harus mengamankan pendanaan yang cukup dan berkelanjutan," katanya.

Dante juga menekankan pentingnya penerapan kebijakan dan peraturan yang konsisten untuk memastikan akses dan penggunaan obat antimikroba secara bertanggung jawab guna mencegah dan mengendalikan resistensi antimikroba.

Ia menjelaskan pula bahwa sebagaimana COVID-19, resistensi antimikroba merupakan ancaman yang harus dicegah dan diatasi bersama dengan melibatkan berbagai pemangku kepentingan, profesional medis, ilmuwan, dan masyarakat umum.

Pertemuan mengenai resistensi antimikroba yang berlangsung di Hotel Hilton Nusa Dua diikuti secara daring oleh Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo, Menteri Kelautan dan Perikanan RI Sakti Wahyu Trenggono, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar, serta Asisten Direktur Bidang Penanggulangan Resistensi Antimikroba Organisasi Kesehatan Dunia Hannan Balkhy.

Baca juga:
Indonesia bersama FAO ajak masyarakat hati-hati gunakan antimikroba
Jubir: 3rd HWG bahas isu resistensi antibiotik

Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2022