Pasangan Jongkolphan Kititharakul/Rawinda Prajongjai menjadi algojo yang menyingkirkan Ribka/Fadia dengan rubber game 15-21, 21-10, 15-21 dalam laga yang berlangsung di Tokyo Metropolitan Gymnasium.
"Di gim pertama kami banyak menerima serangan dari lawan, terlalu terbawa pola mereka. Di gim kedua bisa mengubah keadaan dengan memainkan cara dan pola kami. Lawan juga tidak nyaman jadi kita coba untuk menekan terus," ucap Fadia dalam informasi resmi PP PBSI di Jakarta.
Baca juga: Ribka/Fadia langsung klop kembali berpasangan di Kejuaraan Dunia BWF
Setelah berjuang selama 58 menit, akhirnya Ribka/Fadia tak bisa membentuk permainan yang solid di gim penentu. Skor yang sangat ketat memaksa mereka bermain lebih keras, yang ternyata masih bisa diakali oleh Jongkolphan/Rawinda.
"Dari awal gim ketiga sampai interval poinnya mepet-mepet. Tapi setelah pindah tempat kami kehilangan fokus dan terburu-buru mau menyerang, tapi malah kami yang tidak siap dengan serangan balik mereka. Akhirnya kami banyak mati sendiri," Ribka menceritakan.
Ribka/Fadia juga mengakui bahwa bermain di Kejuaraan Dunia bukan hal yang mudah, bahkan atmosfernya terasa berbeda dari turnamen lainnya.
Baca juga: Langkah Zacha/Bela di Kejuaraan Dunia perdana dihentikan ganda Belanda
Baca juga: Jadwal Kejuaraan Dunia 2022: Empat ganda putra Indonesia beraksi
Mereka sudah bermain maksimal dan punya keinginan yang kuat untuk menang. Namun Ribka/Fadia tidak menyesali hasil tersebut dan mendapat pengalaman berharga untuk turnamen-turnamen selanjutnya.
"Alhamdulillah bisa melewati pertandingan ini walau hasilnya tidak sesuai yang diinginkan. Buat saya ini jadi seperti pemacu untuk kembali ke permainan terbaik dan menambah semangat saya. Dua pertandingan ini sudah lumayan keluar, semoga ke depannya bisa terus menampilkan kemampuan saya," ujar Ribka.
Selanjutnya, Fadia akan menyongsong turnamen Japan Open 2022 pekan depan bersama pasangan barunya Apriyani Rahayu. Sementara Ribka harus absen karena pasangannya, Febby Valencia Dwijayanti Gani, masih mengalami cedera.
Pewarta: Roy Rosa Bachtiar
Editor: Teguh Handoko
Copyright © ANTARA 2022