"Kita tidak pernah terperangkap untuk merasa harus menjadi bagian dari salah satu blok tersebut," kata Andi dalam Jakarta Geopolitical Forum (JGF) Ke-6, di Gedung Metro TV, Jakarta Barat, Rabu.
Ia menyebut Indonesia tidak pernah berada dalam posisi harus memilih antara aliansi atau blok tertentu, lantaran selalu bebas dan aktif mencari opsi-opsi yang memungkinkan agar dunia tidak terpilah menjadi dua pertarungan blok.
Baca juga: Lemhannas jalankan mandat Soekarno di Jakarta Geopolitical Forum ke-6
"Baik dulu di masa perang dingin antara Amerika Serikat dengan Uni Soviet, ataupun pada saat Amerika Serikat muncul sebagai hegemoni tunggal. Kita harus mencari cara-cara opsi-opsi lain yang lebih mengedepankan kepentingan nasional kita," katanya.
Indonesia, kata Andi, kerap kali mengandalkan kebijakan-kebijakan yang dilakukan secara sekaligus, yaitu doktrin politik luar negeri bebas aktif, sentralitas ASEAN bila urusannya menyangkut kawasan Asia Tenggara dan mengupayakan solusi lain yang bersifat teknikal fungsional.
Ia memberi contoh upaya yang dilakukan Indonesia dalam mengedepankan solusi lain yang bersifat teknikal fungsional, yakni kunjungan Presiden Joko Widodo ke Rusia dan Ukraina beberapa waktu lalu guna menawarkan opsi-opsi perdamaian.
Baca juga: Lemhannas: Perlu UU Keamanan Siber perbaiki skor indeks keamanan siber
Baca juga: Lemhannas minta masyarakat siap hadapi berbagai ancaman krisis
"Tapi kemudian ada satu opsi solusi teknikal fungsional yang kita tawarkan, yang Pak Joko Widodo tawarkan itu adalah tentang bagaimana mengantisipasi krisis pangan, terutama dari sisi pasokan gandum, dan kemudian terbuka komoditas gandum bisa beredar pas pada saat panen besar di Ukraina," kata Andi.
Lemhannas menyelenggarakan Jakarta Geopolitical Forum (JGF) Ke-6 atau The 6th Jakarta Geopolitical Forum secara hibrida pada 24 dan 25 Agustus 2022.
Forum yang mengambil tema “Geomaritime: Chasing the Future of Global Stability” itu menghadirkan para ahli geopolitik dari berbagai negara yang membahas berbagai isu komprehensif seperti pertahanan, keamanan, teknologi, hingga ekonomi maritim.
Pewarta: Melalusa Susthira Khalida
Editor: Herry Soebanto
Copyright © ANTARA 2022