Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi Comex New York Exchange, terdongkrak 30 sen atau 0,02 persen, menjadi ditutup pada 1.761,50 dolar AS per ounce, bertahan di atas level psikologis 1.750 dolar AS per ounce untuk hari kedua berturut-turut.
Emas berjangka terangkat 12,8 dolar AS atau 0,73 persen menjadi 1.761,20 dolar AS pada Selasa (23/8/2022), setelah anjlok 14,5 dolar AS atau 0,82 persen menjadi 1.748,40 dolar AS pada Senin (22/8/2022), dan jatuh 8,30 dolar AS atau 0,47 persen menjadi 1.762,90 dolar AS pada Jumat (19/8/2022).
Emas mempertahankan kenaikan yang dibuat pada Selasa (23/8/2022), ketika indeks manajer pembelian (PMI) manufaktur dan jasa-jasa Amerika Serikat yang lemah menarik indeks dolar turun dari level tertinggi hampir 20 tahun.
Tetapi dolar menahan penurunannya lebih lanjut setelah Presiden Fed Minneapolis Neel Kashkari mengatakan bank sentral akan terus mengetatkan kebijakan sampai inflasi jelas terkendali. Sebuah skenario yang cenderung negatif untuk harga emas.
Emas juga mendapat dukungan karena Departemen Perdagangan AS melaporkan pada Rabu (24/8/2022) bahwa pesanan baru AS untuk barang tahan lama tidak berubah pada penyesuaian musiman 273,5 miliar dolar AS pada Juli dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
Namun demikian, kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah AS membatasi kenaikan harga emas.
Fokus sekarang adalah pada pidato Ketua Fed Jerome Powell di Jackson Hole Symposium pada akhir pekan ini, yang diharapkan memberikan lebih banyak isyarat tentang kebijakan moneter. Pedagang secara luas memperkirakan Ketua Fed akan mempertahankan sikap hawkish-nya, yang akan mengisyaratkan kenaikan suku bunga lebih tajam tahun ini.
Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman September turun 11,9 sen, atau 0,63 persen, menjadi ditutup pada 18,907 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Oktober turun 9,6 dolar AS atau 1,1 persen, menjadi ditutup pada 866,8 dolar AS per ounce.
Baca juga: Emas anjlok di bawah 1.750 dolar tertekan dolar AS yang terus menguat
Baca juga: Emas jatuh lagi karena Fed pertimbangkan suku bunga naik lebih besar
Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Satyagraha
Copyright © ANTARA 2022