Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbud) RI Nadiem Makarim mengatakan melalui kerja sama tersebut, pemerintah berharap agar setiap sekolah mampu secara mandiri mencegah penyakit serta berperan aktif mewujudkan lingkungan dan anak Indonesia yang sehat, kuat, dan cerdas berkarakter, dengan tiga kunci utama yakni Sehat Bergizi, Sehat Fisik, dan Sehat Imunisasi.
"Kami menyambut baik penandatanganan nota kesepahaman hari ini yang semakin memperkuat kolaborasi dengan Unilever yang juga mencakup pengembangan karakter dan potensi peserta didik, pengembangan diri bagi pendidik dan tenaga kependidikan, serta penyelenggaraan penelitian dan pengembangan keilmuan," ujar Nadiem dikutip dari siaran pers yang diterima ANTARA di Jakarta, Kamis.
Diketahui, kegiatan sosialisasi PHBS ke ribuan sekolah dasar dan pesantren sudah berlangsung sejak 2019. Upaya tersebut merupakan bagian dari inisiatif Program Sekolah & Pesantren Sehat yang telah konsisten dijalankan Unilever Indonesia sejak 2016, yang hingga kini telah menjangkau lebih dari 12 juta anak di lebih dari 49 ribu sekolah dan pesantren di 34 provinsi.
Nota kesepahaman yang baru ditandantangani memperluas poin-poin kerja sama termasuk pengembangan karakter dan potensi diri peserta didik; peningkatan kualitas serta akses kesehatan, nutrisi, kesejahteraan, lingkungan dan pengembangan diri bagi peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan dan sumber daya manusia kebudayaan; peningkatan kapasitas sumber daya manusia pendidikan dan kebudayaan; dan/atau penyelenggaraan penelitian dan pengembangan keilmuan.
Direktur PT Unilever Indonesia Tbk Enny Hartati Sampurno mengatakan, Program Sekolah & Pesantren Sehat tidak hanya memberikan fasilitas pendukung, tetapi juga membekali guru dan siswa beragam pelatihan. Tahun ini pihaknya memiliki target untuk menjangkau 1,9 juta anak di 11 ribu sekolah dan pesantren.
"...modul pembelajaran yang kami sampaikan terdiri dari edukasi COVID-19 dan protokol kesehatan, edukasi cuci tangan pakai sabun, pedoman 'Isi Piringku' dan pola hidup sehat, edukasi sikat gigi pagi dan malam, edukasi kebersihan kamar mandi dan toilet, dan edukasi pemilahan sampah," kata Enny.
Sosialisasi modul pembelajaran dilaksanakan melalui kegiatan Training of Trainers (TOT) para guru dan dokter kecil dari masing-masing sekolah, dengan menggandeng tujuh Mitra Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yaitu Heartindo, Bina Masyarakat Peduli, Yayasan Emmanuel, ICSD Foundation, Yayasan Peduli Negeri, Persada dan Spektra. TOT tahun ini diadakan selama Agustus hingga September di 83 kota/kabupaten di 13 provinsi, termasuk perluasan cakupan program di provinsi Lampung.
Program kemudian dilanjutkan dengan kegiatan Peer-to-peer education, yang mendorong para guru dan dokter kecil menjadi agent of change dengan meneruskan edukasi pada teman sejawat/sebaya.
Kegiatan monitoring dan evaluasi juga akan dilaksanakan agar guru dan orang tua memonitor kegiatan PHBS murid selama 21 hari untuk mengubah pembiasaan menjadi kebiasaan. Pada akhirnya, akan dilakukan replikasi best practice kepada sekolah-sekolah yang setidaknya belum disasar selama 4 tahun terakhir.
"Semoga dengan adanya penandatanganan nota kesepahaman ini, kami tidak hanya dapat memperkuat komitmen kami, tetapi juga dapat memperkuat kolaborasi antar sektor untuk menciptakan Indonesia yang sehat dan generasi masa depan yang lebih tangguh dan berprestasi,” tutup Enny.
Baca juga: IDAI minta tenaga pendidik terus ingatkan siswa pakai masker saat PTM
Baca juga: Seniman muda pentaskan 18 karya performans di Benteng Rotterdam
Baca juga: 20 seniman muda pelajari budaya Bissu di Pangkep
Pewarta: Suci Nurhaliza
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2022