Dalam konten tersebut, termuat pula narasi yang menyimpulkan nikotin dapat menjadi obat yang efektif bagi virus yang pertama terdeteksi pada akhir 2019 itu.
Berikut isi narasinya dalam Bahasa Indonesia:
"Reseptor di otak yang mengontrol diafragma yang berkontraksi adalah target utama lonjakan protein.
Nikotin mampu mencegah lonjakan protein ini mengikat reseptor
Ternyata ada penelitian yang dilakukan tentang nikotin dan itu bisa menjadi pengobatan yang efektif untuk covid-19,".
Lalu, benarkah nikotin bisa obati COVID-19?
Penjelasan:
Kepala Lembaga Biologi dan Pendidikan Tinggi Eijkman Kementerian Ristekdikti Amin Soebandrio, seperti dilansir Kominfo, menepis klaim pengobatan COVID-19 dengan nikotin.
Nikotin merupakan zat yang terkandung pada tembakau, yakni bahan utama pembuatan rokok.
Menurut wikipedia, nikotin bersifat adiktif. Senyawa inilah yang membuat perokok mengalami ketergantungan terhadap rokok.
Merokok, menurut Amin, meningkatkan reseptor ACE 2, yang merupakan reseptor bagi virus corona penyebab COVID-19. Maka, merokok justru memfasilitasi virus COVID-19 masuk ke tubuh.
Alodokter dalam laporannya mencatat kebiasaan merokok dapat menyebabkan kerusakan pada paru-paru dan saluran napas yang akan menimbulkan penyakit pada sistem pernapasan, seperti bronkitis kronis, emfisema, bahkan kanker paru-paru.
Sementara infeksi virus Corona, akan membuat fungsi paru-paru makin menurun, sehingga penderitanya sangat berisiko mengalami sesak napas yang bisa berakibat fatal. Bukan malah membaik dengan nikotin pada rorkok.
Rating: Nikotin bisa obati COVID-19
Klaim: Hoaks
Cek fakta: Hoaks! Vaksin COVID-19 mengandung graphene, bereaksi pada jaringan 5G
Cek fakta: Misinformasi! Vaksin COVID-19 tiap 6 bulan sekali
Cek fakta: Hoaks! Vaksin Pfizer terbaru mengandung potasium klorida bahayakan jantung
Pewarta: Tim JACX
Editor: Imam Santoso
Copyright © ANTARA 2022