Kegiatan membatik dan paduan suara yang diikuti oleh 9.237 mahasiswa baru tersebut dilaksanakan di Lapangan Rotunda Kampus UI Depok pada Kamis (25/8).
Ketua Majelis Wali Amanat (MWA) UI Saleh Husin di sela-sela acara PPKBM UI mengatakan membatik merupakan salah satu budaya Indonesia yang sudah ada sejak dahulu kala. Sebagai generasi penerus para leluhur, rakyat Indonesia dituntun secara turun-temurun untuk terus menjaga kebudayaan Indonesia salah satunya batik.
“Saya kaget, ternyata membatik itu tidak mudah. Jadi yang telah dilakukan oleh mahasiswa UI pada rekor MURI ini luar biasa keren dan kompak. Semoga ke depannya mahasiswa UI dapat terus melestarikan kebudayaan yang ada di Nusantara seperti salah satunya batik,” ujarnya.
Baca juga: Kementerian Investasi gandeng ILUNI UI fasilitasi perizinan UMK
Rektor UI Prof. Ari Kuncoro mengatakan UI sebagai miniatur Indonesia, karena mahasiswa UI berasal dari berbagai daerah di Indonesia dengan ragam budaya masing-masing.
“Pemecahan prestasi superlatif karsa dan karya anak bangsa pagi hari ini adalah bukti otentik bahwa Universitas Indonesia, sesuai dengan visinya, adalah pusat unggulan bukan hanya di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, melainkan juga di bidang kebudayaan,” ujar Rektor UI.
Pendiri MURI Prof. Dr. (HC). Jaya Suprana mengungkapkan yang dilakukan oleh UI merupakan pemecahan rekor yang paling mengesankan, membanggakan, menakjubkan, dan mengharukan.
"Ini bukan Rekor Indonesia, tapi Rekor Dunia. Saya belum pernah melihat yang seperti ini di belahan dunia manapun. 9.000 mahasiswa baru UI melakukan paduan suara sekaligus mencanting. UI hari ini membuat sejarah dan rekor baru, yaitu membatik dan paduan suara yang diikuti mahasiswa baru terbanyak di dunia,” kata Jaya Suprana.
Pemecahan Rekor MURI yang melibatkan banyak pihak tersebut juga berarti bahwa Universitas Indonesia telah beradaptasi dengan normal baru pascapandemi Covid-19, serta membuktikan bahwa UI adalah kampus yang rukun dan solid di internal sekaligus harum namanya di eksternal.
Ketua Senat Akademik UI Prof. Nachrowi Djalal Nachrowi juga menyampaikan rasa bangga, karena UI berhasil menorehkan prestasi baru, yaitu mencanting batik oleh 9.000 maba angkatan 2022. Keberhasilan UI menorehkan prestasi ini merupakan buah wujud pelestarian UI dalam menjaga sekaligus memperkenalkan batik kepada khalayak luas.
Menurut Prof. Nachrowi, UI mampu memadukan perbedaan suku, budaya, bahasa, dari Sabang hingga Merauke. Ia berharap dengan adanya perolehan rekor MURI ini, UI mampu menjaga persatuan dan kesatuan dan mampu berkontribusi dalam prestasi lain --di kancah Asia Tenggara maupun global.
Pada kesempatan yang sama, pendiri Rolupat Batik Nusantara Henny menuturkan, sesuai dengan tema PKKMB UI tahun UI, yaitu Satu Karena Beda, Rolupat mendukung penuh upaya UI dalam menorehkan rekor MURI pada hari ini. Pada motif batik yang diberikan kepada maba, terdapat gambar makara, rektorat, danau, yang melambangkan ciri khas dari UI.
Pelaksanaan PKKMB UI 2022 diharapkan membuat mahasiswa memiliki pemahaman yang baik terhadap kampusnya.
Menurut Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan, Prof. Dr. rer. nat. Abdul Haris, kegiatan mencanting batik dan paduan suara lagu-lagu nasional tersebut dipilih agar mahasiswa baru punya kesadaran dan kebanggaan terhadap kekayaan budaya bangsa.
"Agar mahasiswa UI punya kompetensi dan intelektualitas global, sekaligus menjadi manusia Indonesia yang paripurna," ujar Prof. Haris.
Baca juga: UI miliki empat layanan dalam memperkuat industri halal di Indonesia
Pewarta: Feru Lantara
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2022