• Beranda
  • Berita
  • Kepala BMKG: KGTI kembangkan sistem processing InaTEWS Merah Putih

Kepala BMKG: KGTI kembangkan sistem processing InaTEWS Merah Putih

25 Agustus 2022 18:56 WIB
Kepala BMKG: KGTI kembangkan sistem processing InaTEWS Merah Putih
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam penandatangan Perjanjian Kerja Sama (PKS) Sistem Processing InaTEWS Merah Putih dan Peluncuran KGTI secara daring di Jakarta, Kamis. (25/8/2022). (Antara/HO-BMKG)


Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengatakan Konsorsium Gempa Bumi dan Tsunami (KGTI) telah mengembangkan sistem processing InaTEWS Merah Putih.

Sistem processing InaTEWS Merah Putih, kata Dwikorita di Jakarta, Kamis, merupakan penyempurnaan dari sistem InaTEWS (Indonesia Tsunami Early Warning System) yang telah berproses saat ini.

"Salah satu inovasi yang ditelurkan konsorsium gempa bumi dan tsunami ini adalah Sistem Processing Gempa Bumi dan Tsunami Merah Putih. Sistem ini akan menjadi sistem processing yang andal karya anak bangsa menggantikan sistem processing gempa bumi dan tsunami yang dioperasikan saat ini," ujarnya.

Baca juga: BMKG bentuk Konsorsium Gempa Bumi dan Tsunami Indonesia

Dwikorita mengatakan pembangunan sistem tersebut adalah wujud kemandirian bangsa dan kepedulian negara terhadap jaminan keselamatan bangsa dari ancaman bahaya gempa dan tsunami.

Selain itu, kata dia, KGTI juga telah melakukan berbagai langkah awal penguatan sistem peringatan dini tsunami.

Contohnya, Kelompok Kerja Gempa Bumi telah melakukan relokasi data gempa BMKG tahun 2009-2021 untuk identifikasi sesar aktif di Indonesia dan Model Bumi Regional dengan progress memodelkan kecepatan gelombang seismik regional untuk meningkatkan akurasi penentuan parameter gempa bumi.

Baca juga: BMKG dorong percepatan perwujudan Tsunami Ready Community

Sedangkan Kelompok Kerja Tsunami akan membangun pemodelan tsunami atipikal Gunung Anak Krakatau (GAK), Gunung Ruang, Gunung Rokatenda, dan Gunung Gamkonora.

Menurut dia, semakin cepat konsorsium ini bergerak maka akan semakin baik, mengingat hingga saat ini bencana gempa bumi dan tsunami tidak dapat diprediksi kapan akan terjadi. Ditambah fakta bahwa masih banyak sumber gempa yang belum terpetakan dengan baik, terutama sumber gempa di bawah laut.

Dwikorita menegaskan, identifikasi sumber bahaya gempa merupakan dasar dari mitigasi bencana, termasuk mengurangi risiko bencana tsunami.

Baca juga: BMKG gandeng JICA kembangkan sistem peringatan dini gempa dan tsunami

"Meskipun saat ini keandalan InaTEWS sudah setara dengan Sistem Peringatan Dini Tsunami yang dioperasikan oleh negara-negara maju seperti Australia, Jepang, dan India, dengan lompatan teknologi yang akan dibangun bersama oleh Konsorsium Gempa Bumi dan Tsunami Indonesia diharapkan akan diwujudkan informasi peringatan dini yang lebih cepat, lebih tepat, dan lebih akurat," katanya.

Pewarta: Devi Nindy Sari Ramadhan
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2022