Masa depan balapan landmark seperti di Spa, Belgia dan Monza di Italia, untuk jangka panjang belum menemukan kejelasan.
Pada saat yang sama, muncul balapan-balapan baru yang menghasilkan cuan lebih banyak dalam kalender seperti di Arab Saudi dan Miami.
Tahun depan, Las Vegas akan menggelar balapan F1 juga.
"Ada masa-masa ketika Belgia tidak masuk kalender. Dia kembali. Kita kadang-kadang memiliki ingatan yang pendek," kata Domenicali seperti dikutip AFP.
"Itu tempat yang luar biasa, tidak diragukan lagi dan itulah kenapa kita bicara. Di Monza, akan ada perayaan tahun ini 100 tahun hari jadi Grand Prix Italia."
"Tapi sebagai seorang warga Italia, saya selalu bilang ke mereka: Anda harus menyadari bahwa sejarah saja tidak cukup. Monza harus menjalankan perannya, mereka harus merenovasi sirkuit, memperbarui tempat ikonis itu," sambung dia.
"Kehadiran mereka tidak boleh diterima begitu saja".
Baca juga: Peluang hattrick Verstappen di balapan "kandang" GP Belgia
Tahun depan, kalender F1 bisa diisi 23 atau bahkan 24 balapan. Angka final akan tergantung apakah China kembali mendapat slot.
Seri di Shanghai terakhir kali digelar pada 2019 sebelum pandemi melanda.
Domenicali mengatakan F1 memantau perkembangan situasi COVID di China.
"Kami yakin kami akan mendapatkan arah yang jelas dari masa depan skenario untuk balapan di China pada akhir tahun ini."
Selain itu, ada pula wacana untuk membawa F1 ke benua Afrika sejak terakhir kali GP digelar di Afrika Selatan pada 1993.
"Kami ingin memiliki balapan di Afrika. Saat ini tempat yang paling memungkinkan adalah Afrika Selatan," kata Domenicali.
"Apa yang kami cari adalah komitmen yang sangat solid, jelas dan jangka panjang. Akan perlu waktu. Kami akan mengklarifikasi situasi ini dalam beberapa hari ke depan. Kami ingin membuat komitmen di Afrika, tapi kami ingin melakukannya dengan benar."
Baca juga: Wolff yakin Mercedes "semakin dekat" raih kemenangan
Pewarta: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2022