Euro hampir tidak berubah di perdagangan Asia pada 0,9971 dolar, setelah gagal dalam beberapa upaya minggu ini untuk menembus kembali di atas paritas terhadap dolar. Mata uang tunggal jatuh di bawah level psikologis penting pada Senin (22/8/2022).
Sterling merosot 0,14 persen pada 1,1821 dolar, tidak jauh dari level terendah lebih dari dua tahun di 1,1718 dolar yang dicapai di awal pekan.
Kemungkinan pendorong untuk mata uang adalah pengumuman regulator energi Inggris di kemudian hari tentang lonjakan harga energi, yang selanjutnya meningkatkan inflasi dalam ekonomi Inggris yang sudah kesulitan. Kenaikan harga bahan bakar diteruskan ke konsumen Inggris melalui batas harga, dihitung setiap tiga bulan.
Indeks dolar, yang melacak greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, berada di 108,5, di jalur untuk kenaikan mingguan 0,38 persen dan sudah naik 2,5 persen sejauh bulan ini.
Investor akan mengamati pidato Powell di simposium Jackson Hole pada pukul 14.00 GMT untuk mengetahui seberapa agresif The Fed masih berencana menaikkan suku bunga.
Pembuat kebijakan dalam beberapa pekan terakhir menekankan betapa pentingnya bagi The Fed untuk mengendalikan inflasi.
Baca juga: Rupiah menguat di tengah pasar tunggu pidato Gubernur Bank Sentral AS
Presiden Bank The Fed Minneapolis, Neel Kashkari mengatakan pada Selasa (23/8/2022) ketakutan terbesarnya adalah bahwa bank sentral AS salah membaca tingkat dan persistensi tekanan harga dan perlu memberikan kenaikan suku bunga yang lebih agresif untuk mengekang inflasi.
"Sinyal asap (dari The Fed), seperti yang ditunjukkan Kashkari, 'jika kita telah berbuat salah di sisi pengetatan atau tidak cukup melakukan, kita tahu di sisi mana kita ingin berada'," kata Ray Attrill, Kepala Strategi Valas di National Australia Bank.
"Saya pikir ada elemen ingin terlihat berbicara keras dengan harapan semakin keras mereka berbicara, semakin sedikit yang harus kita lakukan dalam hal kebijakan."
Investor juga akan melihat ke Powell untuk melihat apakah komentarnya tentang prospek jangka panjang dapat mendorong pasar untuk melepas taruhan pelonggaran moneter 2023, yang menopang dolar, tambah Attrill.
Pasar saat ini diposisikan untuk kenaikan suku bunga AS ke puncaknya tahun ini atau tepat pada awal 2023 dan memperkirakan penurunan suku bunga akhir tahun itu dengan ekspektasi pembuat kebijakan akan lebih khawatir tentang perlambatan pertumbuhan daripada inflasi yang tinggi pada saat itu.
Di tempat lain, dolar Australia turun 0,27 persen, kembali di bawah level psikologis 0,7 dolar AS, tetapi Aussie telah berkinerja lebih baik terhadap mata uang Eropa yang babak belur.
Yen Jepang melayang lebih lemah diperdagangkan pada 136,81 per dolar.
Baca juga: Dolar naik terhadap yen didukung data ekonomi AS dan komentar Fed
Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2022